(Vibiznews – Commodity) Harga Minyak jatuh pada hari Jumat dan menuju penurunan mingguan, tertekan oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang dapat membebani permintaan.
Dua pejabat Fed pada hari Kamis memperingatkan kenaikan tambahan dalam kenaikan suku bunga sangat penting untuk menurunkan inflasi ke tingkat yang diinginkan. Ekspektasi kenaikan suku bunga yang tinggi mendorong dolar AS, membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun $2,84, atau 3,6%, menjadi $75,63.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun $2,78, atau 3,27%, menjadi $82,37 per barel,
Kedua tolok ukur tersebut menuju penurunan mingguan lebih dari 3%.
Berbagai tanda pasokan yang cukup juga membebani pasar.
Produsen minyak Rusia berharap untuk mempertahankan volume ekspor minyak mentah saat ini, meskipun pemerintah berencana untuk memangkas produksi minyak pada bulan Maret, kata surat kabar Vedomosti pada hari Jumat, mengutip sumber yang mengetahui rencana perusahaan.
Data terbaru pasokan AS, dirilis pada hari Rabu, menunjukkan persediaan minyak mentah dalam sepekan hingga 10 Februari naik 16,3 juta barel menjadi 471,4 juta barel, level tertinggi sejak Juni 2021.
Beberapa dukungan datang dari langkah minggu ini oleh Badan Energi Internasional dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk meningkatkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini, mengutip ekspektasi untuk lebih banyak permintaan China.
Menteri energi Arab Saudi mengatakan kesepakatan saat ini oleh OPEC+, yang mengelompokkan produsen OPEC dengan Rusia dan lainnya, untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari, akan dikunci hingga akhir tahun.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak dibayangi sentimen bearish kenaikan suku bunga agresif The Fed untuk menurunkan inflasi dan penguatan dolar AS.
