Harga Minyak Akhir Pekan Ditutup Turun; Kuartal Ketiga Melonjak Tinggi

301
harga minyak mentah

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak berakhir turun pada akhir pekan hari Jumat karena kekhawatiran makroekonomi dan aksi ambil untung, namun naik sekitar 30% pada kuartal tersebut karena pengurangan produksi OPEC+ menekan pasokan minyak mentah global.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1% atau 92 sen menjadi $90,79, naik 0,84% dalam seminggu, meningkat 12,53% di bulan September dan menguat 29,76% di kuartal ketiga tahun ini.

Minyak mentah berjangka Brent kontrak bulan depan turun 7 sen menjadi $95,31 per barel pada akhir kontrak, naik sekitar 2,2% dalam seminggu dan 27% pada kuartal ketiga. Kontrak Brent Desember yang lebih likuid diselesaikan turun 90 sen menjadi $92,20 per barel.

Dengan harga minyak berjangka mendekati $100 per barel, banyak investor mengambil keuntungan dari reli tersebut mengingat kekhawatiran makroekonomi yang sedang berlangsung.

Aktivitas minyak dan gas di tiga negara bagian penghasil energi AS telah meningkat seiring dengan lonjakan harga terbaru, menurut survei yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank of Dallas.

Pada bulan Juli, produksi minyak mentah AS tumbuh ke level tertinggi sejak November 2019, menurut data dari Badan Informasi Energi (EIA).

Investor menantikan potensi penutupan sebagian pemerintah AS pada hari Minggu.

Kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok juga meningkat karena saham pengembang properti Evergrande Group yang terlilit utang ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut menyusul laporan bahwa pimpinan perusahaan tersebut telah ditempatkan di bawah pengawasan polisi.

Jumlah kilang minyak dan gas AS, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, turun tujuh menjadi 623 rig dalam sepekan hingga 29 September, terendah sejak Februari 2022, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporannya yang diikuti dengan cermat pada hari Jumat.

Meskipun jumlah total rig turun sebanyak 51 rig pada kuartal ketiga, pengurangan tersebut melambat dibandingkan dengan pengurangan sebanyak 81 rig pada kuartal kedua karena harga minyak telah kembali pulih akibat pengetatan pasokan.

Pengurangan pasokan yang diumumkan oleh Arab Saudi dan Rusia diperkirakan akan mendominasi harga minyak untuk sisa tahun ini.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati perkembangan potensi penutupan pemerintah, yang jika ditemukan solusi dan kesepakatan antara parlemen dan pemerintah AS untuk menghindari penutupan pemerintah AS, maka akan memberikan sentimen positif bagi harga minyak. Harga minyak WTI diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $91,40-$92,05. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $90,10-$89,54.