The Fed Dovish, Pasar Keuangan Lanjutkan Rally — Domestic Market Outlook, 18-22 December 2023

572
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • IHSG dan rupiah sepekan lalu kembali membukukan penguatan, dengan IHSG rally 7 minggu berturut-turut ke level rekor tahun ini.
  • Utang luar negeri Indonesia November dilaporkan BI menurun, sementara neraca perdagangan RI terus mencatat surplus di bulan ke-43.
  • Capital inflow seminggu lalu lanjut mengalir mencapai sekitar Rp6,8 triliun.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang ini adalah rilis suku bunga acuan BI7DRR pada hari Kamis yang diperkirakan bertahan di level 6%.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 18-22 December 2023.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat dalam rally di pekan ketujuhnya, mencatat rekor penutupan baru untuk tahun ini, di sekitar 15 bulan tertingginya, walau sempat dua hari digerus profit taking di sekitar overbought area-nya. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat oleh the Fed yang dovish. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,44%, atau 31,390 poin, ke level 7.190,988. Untuk minggu berikutnya (18-22 Desember 2023), IHSG kemungkinan akan tertahan profit taking di sekitar overbought area-nya namun tetap uptrend, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.214 dan 7.252. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.025, dan bila tembus ke level 7.002.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu menguat di pekan ketiganya, bergerak fluktuatif dengan sempat terkoreksi ke 1,5 bulan terendahnya lalu rebound cepat ke hampir 2 minggu terkuatnya, oleh pernyataan the Fed yang akan mulai menurunkan suku bunganya tiga kali di tahun depan, serta berlanjutnya capital inflow di pasar SBN sekitar Rp4 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,08% ke level Rp 15.505. Sementara, dollar global berbalik bearish dalam sepekannya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan agak rangebound, atau kemungkinan rupiah dalam konsolidasi dengan bias menguat, dalam range antara resistance di level Rp15.677 dan Rp15.727, sementara support di level Rp15.357 dan Rp15.319.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 6,639% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury tampak downtrend tajam ke hampir 5 bulan terendahnya.

===

Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2023 tercatat sebesar 392,2 miliar dolar AS. Ini turun dibandingkan dengan posisi ULN pada September 2023 yang mencapai 394,4 miliar dolar AS. Penurunan posisi ULN ini terutama bersumber dari ULN sektor publik.

Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan tumbuh 0,6% (yoy)Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada bulan November 2023 tercatat surplus USD2,41 miliar, sehingga menambah catatan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 43 bulan berturut-turut. Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama Januari s.d. November 2023 mengalami surplus USD33,63 miliar.

Berdasarkan data transaksi 11 – 14 Desember 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp6,82 triliun. Terdiri dari beli neto Rp3,98 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham. Dan beli neto Rp2,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Menjelang akhir tahun 2023, apa yang akan terjadi di pasar investasi? Volume pasar biasanya berkurang karena para trader dan investor global akan berlibur menuju suasana Natal dan Tahun Baru. Namun belum tentu pasar tidak bergerak atau “range-bound” saja. Ada kalanya ini kesempatan bagi sejumlah investor kakap untuk menggerakkan pasar selagi volume agak sepi. Kita lihat saja nanti.

Masih ada kesempatan berinvestasi bagi Anda di akhir tahun. Bagaimanapun, untuk Anda yang mau berlibur, tentunya ini kesempatan yang manis bersama dengan keluarga. Tetap sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting