(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York pada hari Kamis ditutup menguat tajam dan membukukan level tertinggi dalam 1-1/2 minggu karena penempatan dana pada akhir tahun memicu short-covering gula berjangka.
Harga gula berjangka kontrak bulan Maret 2024 ditutup melonjak 5,63% pada 21,76.
Pada hari Selasa, gula NY mencatat level terendah dalam 10 bulan karena harga telah terpukul selama enam minggu terakhir setelah Brazil meningkatkan produksi gulanya. Pada hari Selasa, Unica melaporkan produksi gula Tengah-Selatan Brasil melonjak +205% y/y pada paruh pertama bulan Desember dan produksi gula pada tahun panen 2023/24 hingga pertengahan Desember naik +25,2% y/y menjadi 41.746 MMT. Sementara itu, Brazil mengekspor 3,7 MMT gula pada bulan November, menandai rekor baru pada bulan tersebut.
Harga gula juga melemah karena berita baru-baru ini bahwa Kementerian Pangan India mengarahkan pabrik gula lokal untuk berhenti menggunakan sari tebu dan sirup untuk memproduksi etanol pada tahun pasokan 2023/24 guna meningkatkan cadangan gula. Spesialis Komoditas Green Pool mengatakan hal ini dapat menambah 2 MMT gula ke pasokan domestik India.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula dapat retreat dengan profit taking setelah melonjak tinggi. Juga peningakatan produksi di Brazil dapat menekan harga gula. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 20,84-19,93. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 22,29-22,83.



