Pasar Variatif, Rentang Konsolidasi Bias Positif — Domestic Market Outlook, 26 Feb. – 1 Mar. 2024

699
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lewat ini variatif, sebagian digerus profit taking investor, paska pemilu.
  • Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 6%, sesuai perkiraan pasar, dan ini telah dipertahankan selama lima bulan berturut-turut.
  • BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7-5,5%, dipengaruhi oleh membaiknya ekspor.
  • Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2023 mencatat surplus 8,6 miliar dolar AS, meningkat signifikan dari kinerja triwulan sebelumnya.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis inflasi IHK pada Jumat nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 26 February – 1 March 2024.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir terkoreksi dari overbought area sekitar 6,5 minggu tertingginya, oleh profit taking investor terutama pada sektor keuangan. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat dengan Nikkei mencetak rekor baru lagi. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0,55%, atau 40,450 poin, ke level 7.295,095. Untuk minggu berikutnya (26 Februari – 1 Maret 2024), IHSG kemungkinan konsolidatif dalam bias positif meneruskan uptrend sebelumnya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.370 dan 7.401. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.181, dan bila tembus ke level 7.103.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu lanjut menguat bertahap di minggu keempatnya, sempat di sekitar level seminggu tertingginya, di tengah Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 6% yang sudah diprediksi pasar, serta capital outflow yang terbatas di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,12% atau 19 poin ke level Rp 15.610. Sementara, dollar global bergerak terkoreksi bertahap. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan konsolidatif dengan bias menurun, atau kemungkinan rupiah rangebound dalam bias penguatan, dalam range antara resistance di level Rp15.758 dan Rp15.848, sementara support di level Rp15.547 dan Rp15.504.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 6,564% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual terbatas investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau sedikit terkoreksi dalam sepekannya.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BIRate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Selanjutnya BI menyatakan, di antaranya, ekonomi Indonesia tumbuh lebih baik dari prakiraan. Pada triwulan IV 2023 pertumbuhan tercatat sebesar 5,04% (yoy), meningkat dari 4,94% (yoy) pada triwulan sebelumnya sehingga secara keseluruhan tahun 2023 mencapai 5,05% (yoy). Pertumbuhan terutama didukung oleh kenaikan ekspor, peningkatan investasi bangunan, dan dampak positif pelaksanaan Pemilu.

Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7-5,5%. Prospek ini dipengaruhi oleh membaiknya ekspor sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia serta tetap baiknya permintaan domestik didukung oleh positifnya keyakinan pelaku ekonomi. 

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2023 membaik sehingga menopang ketahanan eksternal Indonesia, demikian menurut BI. NPI pada triwulan IV 2023 mencatat surplus 8,6 miliar dolar AS, meningkat signifikan dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang mencatat defisit 1,5 miliar dolar AS. Surplus NPI tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang tetap rendah.

Berdasarkan data transaksi 19 – 22 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,01 triliun terdiri dari jual neto Rp0,19 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,88 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu rencana kebijakan pelonggaran moneter dari the Federal Reserve yang akan diikuti bank sentral global, terutama dalam wacana penurunan suku bunga, begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar. Kadang itu mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu kapan pemangkasan suku bunga di antara ketidakpastian tinggi ekonomi global merupakan satu major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya. Kita juga melihat sejumlah isyu lain yang kuat menggerakkan pasar, termasuk tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail.  Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting