Rekomendasi Forex GBP/USD Mingguan 11 – 15 Maret 2024: Naik ke Ketinggian 8 Bulan

527


(Vibiznews – Forex) GBP/USD mengalami rebound naik ke atas 1.2800 ditutup di 1.2854, pada jam perdagangan sesi AS, hari Jumat, hari terakhir perdagangan minggu lalu.

Melemahnya dolar AS memberikan dorongan naik terhadap GBP/USD ke arah 1.2900 untuk pertama kalinya sejak akhir bulan Juli, sebagai respon terhadap nada yang bervariasi dari Nonfarm Payrolls (NFP) bulan Februari.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS melaporkan bahwa tingkat pengangguran AS naik ke 3.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan dan angka sebelumnya di 3.7%. Meskipun demikian, angka Nonfarm Payrolls (NFP) bulan Februari muncul di 275.000 lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 200.000 namun masih di bawah angka sebelumnya di 353.000.

Daya tarik dari pasangan matauang GBP/USD meningkat dengan karena pertumbuhan upah yang melambat dengan tajam dan naiknya tingkat pengangguran diperkirakan akan memicu naiknya ekspektasi pasar akan penurunan tingkat bunga oleh the Fed pada pertemuan kebijakan moneter bulan Juni, sebelum Bank of England melakukannya.

Sementara pasar memperkirakan penurunan tingkat bunga the Fed terjadi pada pertemuan kebijakan the Fed bulan Juni, investor melihat Bank of England akan menurunkan tingkat bunganya pada bulan Agustus, dengan inflasi di Inggris masih lebih tinggi daripada negara maju lainnya di G-7.

Outlook inflasi diperkirakan akan menurun dengan melambatnya Average Hourly Earnings dibandingkan dengan yang diperkirakan partisipan pasar. Upah bulanan hanya meningkat 0.1% dibandingkan dengan peningkatan pada bulan Januari sebesar 0.6%. Sementara investor memperkirakan upah bulanan meningkat 0.3%.

Melambatnya pertumbuhan upah dan tingginya tingkat pengangguran membebani dolar AS dengan indeks dolar AS turun ke sekitar 102.710 sehingga menambah dorongan naik terhadap pasangan matauang GBP/USD.

Kenaikan GBP/USD juga dilatarbelakangi oleh meningkatnya pertaruhan penurunan tingkat bunga oleh Federal Reserve AS (the Fed) pada pertemuan kebijakan moneter bulan Juni yang akan datang yang melemahkan dolar AS dan membebani yield obligasi treasury AS.

Komentar dari ketua the Fed Jerome Powell yang dovish telah mendorong naik GBP/USD. Powell mengatakan bank sentral AS tidak jauh dari memperoleh cukup keyakinan bahwa inflasi akan mencapai target 2% sehingga bisa mulai menurunkan tingkat bunga.

Indeks dolar AS (DXY) seperti laut yang berwarna merah pada minggu lalu, mempercepat kerugiannya ke kerendahan di 102.00-an karena munculnya angka Nonfarm Payrolls yang lebih kuat daripada yang diperkirakan.

Pada minggu ini, AS akan mempublikasikan angka inflasi pada hari Selasa yang tetap akan menjadi pusat perdebatan. Pada hari Kamis akan muncul Producer Price Index bersama dengan Penjualan Ritel, Initials Jobless Claims mingguan, dan inventori bisnis. AS menutup data ekonominya pada minggu ini dengan data Industrial Production dan the advanced Michigan Consumer Sentiment.

Berlanjutnya tren naik mengangkat GBP/USD naik ke ketinggian beberapa bulan sedikit di bawah angka 1.2900. Minggu ini, dari Inggris akan di rilis laporan pasar pekerjaan pada hari Selasa, dan pada hari Rabu akan dirilis: angka GDP, Construction Output, Goods Trade Balance, Industrial & Manufacturing Production, dan the NIESR Monthly GDP Tracker.

Minggu ini, data Average Earnings Inggris untuk tiga bulan yang berakhir pada bulan Januari akan memberikan petunjuk yang baru mengenai outlook inflasi Inggris. Momentum pertumbuhan upah yang kuat akan merintangi penurunan tingkat bunga lebih lanjut. Para pembuat kebijakan BoE memperingatkan bahwa pertumbuhan upah di Inggris masih dua kali lipat dari yang diperlukan untuk dapat dengan konsisten mengembalikan inflasi kembali ke target 2%.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2750 dan kemudian 1.2622. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2880 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2900 dan kemudian 1.2940.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.

Editor: Asido.