Rupiah Terkoreksi Dalam, Pasar Mencari Arah Berikutnya — Domestic Market Outlook, 25-28 March 2024

360
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lewat ini berakhir variatif, namun rupiah terpantau terkoreksi dalam.
  • Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 6%, sesuai perkiraan pasar.
  • Capital outflow di pasar keuangan cukup deras sekitar Rp6,7 triliun.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang sedang tidak ada yang signifikan.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 25-28 March 2024.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir menguat terbatas di sekitar area konsolidasinya dalam pergerakan yang fluktuatif, di antara sentimen positif pengumuman KPU dengan pemilu satu putaran, BI Rate yang bertahan, serta Wall Street yang mencetak rekor. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya mixed dengan Nikkei mencetak rekor baru. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,30%, atau 22,098 poin, ke level 7.350,152. Untuk minggu berikutnya (25-28 Maret 2024), dengan dipotong libur Jumat Agung, IHSG kemungkinan masih konsolidatif dalam bias positif, diincar dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.416 dan 7.454. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.238, dan bila tembus ke level 7.181.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu melemah tajam ke level 2 bulan terendahnya, oleh rally-nya dollar di tengah data ekonomi AS yang solid, serta cukup derasnya capital outflow sebesar Rp8,2 triliun di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir merosot 1,31% atau 204 poin ke level Rp 15.811. Sementara, dollar global bergerak rally ke sekitar 5 minggu tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan sempat terkoreksi namun masih uptrend, atau kemungkinan rupiah sempat rebound sebentar di tren bearish-nya, dalam range antara resistance di level Rp15.818 dan Rp15.848, sementara support di level Rp15.594 dan Rp15.470.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau stabil secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis yield obligasi dan berakhir ke 6,657% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau dalam koreksi secara mingguannya.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Maret 2024 memutuskan untuk mempertahankan BIRate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. 

BI menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat.Perkembangan ini didorong olehpermintaan domestik yang baik di konsumsi rumah tangga dan investasi.Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan BI berada dalam kisaran 4,7-5,5%.

Kebutuhan pembiayaan korporasi pada Februari 2024 terindikasi meningkat. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 11,1%, lebih tinggi dibandingkan dengan SBT 6,5% pada Januari 2024. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada Lapangan Usaha (LU) Pertanian, Informasi, dan Komunikasi, serta Real Estate

Berdasarkan data transaksi 18 – 21 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp6,68 triliun terdiri dari jual neto Rp8,20 triliun di pasar SBN, beli neto Rp1,77 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,25 triliun di SRBI.

===

Variasi pasar kembali menampakkan dirinya belakangan ini. Di tengah situasi geopolitik panas du kawasan Timur Tengah serta arah tren kebijakan pelonggaran moneter bank sentral global, sebagian pasar tampil dalam gerak fluktuatif. Gejolak pasar sendiri kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode –seperti yang kerap terjadi belakangan ini– dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar.

Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting