(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berakhir menguat pada hari Rabu terdukung penurunan pasokan dan janji Rusia untuk mengurangi produksi tambahan.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS berakhir naik 0,82% pada $77,59 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 0,63% pada $81,52 per barel.
Persediaan minyak mentah AS pada pekan yang berakhir 19 Juli turun -3,74 juta barel, penurunan yang lebih besar dari ekspektasi -3,5 juta barel. Persediaan bensin turun -5,572 juta barel, penurunan terbesar sejak Maret.
Harga minyak mendapat dukungan dari pernyataan Rusia pada hari Rabu bahwa mereka berencana untuk melakukan pengurangan produksi minyak mentah tambahan pada bulan Oktober dan November 2024, dan Maret-Sep 2025, untuk mengimbangi produksi di atas kuota yang terlihat sejak bulan April. Rusia mengatakan kelebihan produksi baru-baru ini telah berhenti dan produksi pada bulan Juli akan sesuai dengan kuota OPEC+.
Harga bensin mendapat dukungan karena kilang Exxon di wilayah Chicago masih ditutup setelah angin puting beliung minggu lalu memutus aliran listrik dan memaksa penutupan kilang pada 15 Juli. Kilang tersebut memiliki kapasitas 252.000 barel/hari. Seorang juru bicara Exxon mengatakan pada hari Rabu bahwa pabrik tersebut sekarang memiliki kekuatan yang cukup untuk mengatasi kerusakan aset dan mulai bekerja untuk memulai kembali operasinya.
Minyak mentah mendapat dukungan dari kebakaran hutan di Kanada yang mengancam membatasi produksi minyak mentah Kanada. Rystad Energy mengatakan Jumat lalu bahwa 52 kebakaran hutan yang tidak terkendali di Alberta, Kanada, mengancam hampir 500.000 barel per hari produksi minyak mentah dan pengiriman pipa ke AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati perkembangan ekonomi AS dan Tiongkok, jika terus melemah akan menekan permintaan minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $76,98-$76,38. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $78,19-$78,80.
