(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona hijau berupaya menguat pada awal perdagangan sesi I Jumat (13/9/2024). Hal ini setelah berkali-kali mencetak all time high baru.
IHSG pagi ini dibuka menguat 0,12 % ke level 7.808 pada pukul 9.06 WIB. Di tengah meningkatnya optimisme pasar akan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) secara soft landing.
Menurut pengamatan penulis ada beberapa sektor yang meningkat seperti sektor teknologi melonjak 3,86%, sektor barang baku melaju 0,51%. Sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,45%, sektor infrastruktur menanjak 0,44%.
Selanjutnya, sektor properti dan real estat naik 0,12%, sektor transportasi dan logistik menguat 0,08%.
Sedangkan beberapa sektor yang menurun seperti sektor keuangan melorot 0,88%, sektor barang konsumsi primer turun 0,24%. Lalu sektor kesehatan terpangkas 0,16%, sektor energi tergerus 0,20% dan sektor perindustrian melemah 0,06%.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah cukup ramai yakni mencapai sekitar Rp 17 triliun dengan volume transaksi mencapai 6,8 triliun lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 66.983 kali.
Pada Rabu malam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm)pada bulan lalu. Hal ini setelah naik dengan tingkat yang sama pada Juli lalu. Ini sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.
Sementara dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), data IHK AS pada Agustus tercatat mengalami inflasi 2,5%. Inflasi ini menjadi yang paling lambat sejak Februari 2024. Dan lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan tumbuh 2,6% yoy dari inflasi 2,9% pada Juli 2024.
Adapun untuk IHK inti AS tidak terduga secara bulanan naik 0,3% dibandingkan ekspektasi sebesar 0,2%, sama seperti bulan sebelumnya. Meski demikian, dalam basis tahunan, inflasi inti masih mempertahankan 3,2% sesuai proyeksi pasar.
Sementara itu semalam, indeks harga produsen (IHP) AS pada Agustus lalu naik 0,2%, dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan 0,1%. Angka inflasi inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



