(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Selasa dinihari (24/9) alami penurunan dari puncak harga tertinggi 2 pekan lebih.
Turunnya harga minyak mentah terjadi karena kekhawatiran atas permintaan yang lesu dari Tiongkok dan perlambatan yang mengejutkan dalam manufaktur Eropa.
Zona euro melaporkan kontraksi yang tidak terduga dalam aktivitas bisnis, dengan layanan yang mandek dan output manufaktur yang semakin memburuk.
Pada saat yang sama, pelaku pasar khawatirkan Tiongkok sebagai negara pengimpor minyak terbesar dunia setelah penurunan signifikan dalam impor minyak olahan tahun ini karena sektor manufakturnya yang sedang berjuang.
Di sisi pasokan, ketegangan geopolitik menambah ketidakpastian pasar karena Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke Israel utara, termasuk wilayah dekat Haifa.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah penghasil minyak utama tersebut.
Selain itu, gangguan tropis di Teluk Meksiko mendorong Shell untuk menghentikan produksi di beberapa fasilitasnya sebagai tindakan pencegahan.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan September 2024 turun 0,89% ke $70,37 per barel.
Untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 0,79% menjadi $73,90 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya, minyak WTI diperkirakan akan bergerak dalam kisaran resisten di $75.65 – $79.80 dan kisaran support di $67.50 – $64.10.