(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO di bursa berjangka Malaysia akhir perdagangan hari Selasa (24/9/2024) retreat dari kenaikan 4 sesi berturut-turut.
Harga minyak sawit kontrak berjangka bulan Desember 2024 turun 2% menjadi sekitar MYR3.960 per ton, mundur dari harga tertinggi dalam 12 pekan.
Turunnya harga CPO terjadi oleh aksi ambil untung investor di tengah penguatan ringgit dan turunnya harga minyak nabati di Chicago Board of Trade.
Namun, penurunan dibatasi oleh ekspektasi kondisi pasar yang bullish pada Q4 2024. Faktor-faktor seperti perlambatan musiman dan kekurangan tenaga kerja di Malaysia dapat mengurangi produksi minyak sawit.
Sementara itu di Indonesia, produsen minyak sawit teratas dapat membatasi pengiriman karena regulasi campuran biofuel yang lebih tinggi sebesar 40% mulai tahun depan.
Secara terpisah, permintaan yang kuat dari UE diharapkan, menjelang penerapan peraturan deforestasinya pada bulan Desember.
Sementara itu di pasar energi, harga minyak mentah naik lebih lanjut, karena kekhawatiran bahwa konflik Israel-Hizbullah yang meningkat dapat mengganggu pasokan Timur Tengah, dan bahwa badai tropis yang menjulang dapat memengaruhi produksi minyak mentah AS.
Sebagai informasi, harga referensi minyak sawit di Indonesia untuk penetapan Bea Keluar dan pungutan skspor periode1— 30 September 2024 adalah sebesar $839,53/MT. Nilai ini meningkat 2,32% dari periode Agustus 2024 yang tercatat sebesar $820,11/MT.
Demikian untuk harga TBS di Provinsi Riau terkini periode 18 – 24 September 2024 diturunkan, harga TBS petani untuk periode satu minggu ke depan turun menjadi Rp3.172,24/kg.