Rekor Wall Street Terkoreksi Berita Memanasnya Konflik Timur Tengah

140
middleeast

(Vibiznews – Index) Terjadi tekanan jual saham yang cukup besar dalam perdagangan bursa Wall Street yang berakhir Rabu dinihari (2/10/2024).

Semua indeks utama Wall Street terkoreksi cukup signifikan dengan Dow Jones dan S&P 500 mundur dari rekor penutupan tertinggi yang dicapai sesi sebelumnya.

Nasdaq anjlok  1,5% menjadi 17.910,36, S&P 500 merosot  0,9% menjadi 5.708,75 dan Dow turun  0,4% menjadi 42.156,97.

Pelemahan di Wall Street terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan rudal balistik terhadap Israel.

Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan serangan itu merupakan respons atas terbunuhnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan beberapa orang lainnya dalam serangan udara Israel baru-baru ini.

Serangan itu juga terjadi setelah Israel melancarkan operasi darat terhadap kelompok milisi yang didukung Iran, Hizbullah, di Lebanon selatan.

Berita dari Timur Tengah sebagian besar menutupi laporan terpisah yang menunjukkan kontraksi berkelanjutan oleh aktivitas manufaktur AS pada bulan September dan peningkatan tak terduga oleh lowongan pekerjaan AS pada bulan Agustus.

Sementara itu kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari pemogokan pekerja dermaga di pelabuhan di seluruh Pantai Timur dan Gulf AS juga membebani Wall Street.

Sekitar 45.000 pekerja dermaga melakukan pemogokan setelah United States Maritime Alliance dan International Longshoremen’s Association gagal mencapai penyelesaian pada kontrak kerja yang baru.

Secara sektoral, penurunan dipimpin oleh saham semikonduktor hingga  menyeret Philadelphia Semiconductor Index turun sebesar 2,9%.

Pelemahan yang cukup besar juga terlihat di antara saham perangkat keras komputer, dengan NYSE Arca Computer Hardware Index turun 2,6%.

Saham perbankan mengalami pelemahan yang signifikan dengan turunnya KBW Bank Index sebesar 1,9%.

Sementara itu saham energi bergerak naik tajam seiring dengan kenaikan harga minyak mentah.