(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Rabu dinihari (2/10) flat dengan performa bulanan yang buruk.
Lonjakan harga minyak mentah dipicu oleh serangan rudal Iran ke Israel yang meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih besar di Timur Tengah.
Namun pasukan Pertahanan Israel mencegat sejumlah besar rudal dan menyatakan bahwa tidak ada lagi ancaman udara langsung dari Iran, yang memungkinkan orang-orang keluar dari tempat perlindungan.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat tajam, dengan Israel mengintensifkan serangan udaranya terhadap Hizbullah, milisi yang didukung Iran, menewaskan pemimpinnya, Hassan Nasrallah.
Tingkat reaksi pasar minyak akan bergantung pada ruang lingkup dan kerusakan dari setiap serangan Iran, yang dapat menentukan respons Israel.
Sementara itu Libya sedang bersiap untuk memulai kembali produksi minyaknya setelah menyelesaikan konflik internal. Libya memproduksi 1,2 juta barel per hari, tetapi produksi turun hingga di bawah 450 ribu barel pada bulan Agustus karena ketidakstabilan politik.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan September 2024 naik 2,44% ke $70,46 per barel.
Untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 2,59% menjadi $74,50 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung melanjutkan penguatan, minyak WTI diperkirakan akan bergerak dalam kisaran support di $68.70 – $63.10. Jika berbalik arah akan mendaki ke kisaran resisten di $72.65 – $76.80.