(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS pada hari Kamis berakhir naik dan mencatatkan level tertinggi dalam 2,5 bulan terdukung penguatan data ekonomi AS.
Indeks dolar AS berakhir naik 0,21% pada 103,76.
Kenaikan dolar AS didukung data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan mengenai klaim pengangguran mingguan, penjualan ritel bulan September, dan indeks pasar perumahan NAHB bulan Oktober.
Klaim pengangguran awal mingguan AS secara tak terduga turun -19.000 menjadi 241.000, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari ekspektasi kenaikan menjadi 259.000.
Penjualan ritel AS bulan September naik +0,4% b/b, lebih kuat dari ekspektasi +0,3% b/b. Selain itu, penjualan ritel September non-otomotif naik +0,5% b/b, lebih kuat dari ekspektasi +0,1% b/b.
Survei prospek bisnis Fed Philadelphia AS bulan Oktober naik +8,6 menjadi 10,3, lebih kuat dari ekspektasi 3,0.
Produksi manufaktur AS bulan September turun -0,4% b/b, lebih lemah dari ekspektasi -0,1% b/b.
Indeks pasar perumahan NAHB AS bulan Oktober naik +2 menjadi 43, lebih kuat dari ekspektasi 42.
Selain itu, pelemahan euro mendorong dolar setelah ECB memangkas suku bunga pada hari Kamis.
Namun penguatan pasar saham pada hari Kamis membatasi permintaan likuiditas untuk dolar.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 89% untuk pemotongan suku bunga -25 bp pada pertemuan FOMC 6-7 November dan 0% untuk pemotongan suku bunga -50 bp pada pertemuan tersebut.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak naik terdukung penguatan data ekonomi AS. Juga akan dicermati pernyataan para pejabat Fed, yang jika memberikan sinyal hawkish bagi penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, akan menguakan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 103,94-104,12. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 103,51-103,26.
