(Vibiznews – Commodity) Harga kopi arabika di bursa komoditi berjangka New York pada akhir pekan hari Jumat berakhir menguat setelah diperkirakan cuaca kemungkinan kurang hujan di Brasil.
Harga kopi arabika berjangka kontra Desember 2024 ditutup naik 0,4% pada $2.5730 per pon.
Ahli Meteorologi Climatempo mengatakan hujan di Minas Gerais diperkirakan akan turun selama minggu depan, turun dari prakiraan sebelumnya tentang hujan yang meluas.
Dolar yang lebih lemah (DXY00) pada hari Jumat juga mendorong short covering pada kopi.
Secara mingguan harga kopi arabika naik 2,08% terpicu kurangnya curah hujan di Brasil dan pengetatan persediaan kopi arabika.
Kekeringan yang berlebihan di Brasil dapat menghambat hasil panen kopi dan merupakan faktor kenaikan harga. Curah hujan di Brasil secara konsisten berada di bawah rata-rata sejak April, merusak pohon kopi selama tahap pembungaan yang sangat penting dan mengurangi prospek panen kopi arabika Brasil tahun 2025/26. Somar Meteorologia melaporkan pada hari Senin bahwa wilayah Minas Gerais di Brasil menerima 33,4 mm hujan selama seminggu terakhir, atau 99% dari rata-rata historis. Minas Gerais menyumbang sekitar 30% dari panen kopi arabika Brasil.
Ketatnya persediaan kopi juga mengangkat harga kopi.
Persediaan kopi arabika yang dipantau ICE turun ke level terendah dalam 4-1/4 bulan sebesar 795.874 kantong pada tanggal 3 Oktober, dan persediaan kopi robusta yang dipantau ICE turun ke level terendah dalam 5-1/2 bulan sebesar 4.020 lot pada hari Jumat. Persediaan kopi baru-baru ini pulih karena persediaan kopi arabika yang dipantau ICE naik ke level tertinggi 1-1/2 tahun sebesar 858.474 kantong pada 12 September, naik dari level terendah 24 tahun sebesar 224.066 kantong yang tercatat pada November 2023. Selain itu, persediaan kopi robusta yang dipantau ICE pada 25 Juli naik ke level tertinggi 1 tahun sebesar 6.521 lot, naik dari rekor terendah 1.958 lot yang tercatat pada Februari 2024.
Pada 26 September, kopi arabika Desember melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir, dan kopi robusta November naik ke level tertinggi dalam kontrak. Harga kopi menguat karena cuaca buruk di negara-negara penghasil kopi utama mengancam produksi kopi global. Brasil menghadapi cuaca terkering sejak 1981, menurut pusat pemantauan bencana alam Cemaden.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kopi arabika akan mencermati kondisi cuaca di Brasil, jika curah hujan masih di bawah rata-rata dan persediaan kopi arabika masih rendah, akan menguatkan harga kopi arabika. Harga kopi arabika diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $2.54-$2.51. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance$2.60-$2.63.