(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO di bursa berjangka Malaysia perdagangan hari Jumat (25/10/2024) turun dari posisi rekor.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Januari 2025 bergerak negatif dengan turun 1,39% menjadi sekitar MYR4.539 per ton.
Harga CPO mengakhiri kenaikan 4 sesi berturut-turut, di tengah laporan bahwa pembeli utama India mengurangi pembelian karena meningkatnya premi atas minyak lunak, yang menekan harga.
Selain itu, kehati-hatian meningkat menjelang data ekspor untuk 1-25 Oktober. Namun, kontrak berada di jalur untuk minggu terkuatnya sejak pertengahan Juni 2023, naik hampir 8% sejauh ini.
Penguatan harga cpo pekan ini didukung oleh ringgit yang lebih lemah, tingginya minyak nabati di pasar Dalian dan CBoT, serta penurunan produksi yang diharapkan.
Sementara itu 2 produsen terbesar dunia, Malaysia dan Indonesia, mengumumkan beberapa perubahan kebijakan yang dapat memengaruhi dinamika pasokan di masa mendatang.
Kebijakan baru Malaysia, yang berlaku efektif 1 November, akan meningkatkan bea ekspor menjadi 10% untuk minyak sawit mentah dengan harga di atas MYR 4.050.
Sementara itu, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk meluncurkan B40 pada Januari 2025, dengan rencana lebih lanjut untuk menerapkan B50.