(Vibiznews – Commodity) Harga kakao di bursa komoditi berjanga New York pada hari Senin ditutup melonjak terpicu kondisi cuaca hujan lebat.
Harga kakao berjangka kontrak Desember 2024 ditutup melonjak 2,17% pada $6.917 per ton.
Kenaikan tajam harga kakao terpicu hujan lebat di beberapa daerah penghasil kakao di Afrika, yang mempersulit akses ke ladang dan memicu penyakit kakao.
Sepanjang minggu lalu harga kakao tertekan peningkatan produksi di Pantai Gading yang melemahkan harga kakao. Data pemerintah hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 284.633 MT kakao ke pelabuhan dari 1 Oktober hingga 27 Oktober, naik +26% dari 225.698 MT yang dikirimkan pada waktu yang sama tahun lalu. Pantai Gading adalah produsen kakao terbesar di dunia. Harga kakao anjlok ketika regulator Pantai Gading Le Conseil Cafe-Cacao pada 18 Oktober menaikkan estimasi produksi kakao Pantai Gading 2024/25 ke kisaran 2,1-2,2 MMT dari perkiraan Juni sebesar 2,0 MMT.
Untuk permintaan kakao global masih beragam. National Confectioners Association pada 17 Oktober melaporkan bahwa produksi kakao giling Amerika Utara pada Q3 naik +12% thn/thn menjadi 109.264 MT. Selain itu, Cocoa Association of Asia melaporkan bahwa produksi kakao giling Asia pada Q3 naik +2,6% thn/thn menjadi 216.998 MT. Namun, European Cocoa Association melaporkan bahwa produksi kakao giling Eropa pada Q3 turun -3,3% thn/thn menjadi 354.335 MT.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan mencermati perkembangan produksi dan kondisi cuaca. Jika cuaca hujan lebat terus berlangsung, dapat mengganggu akses produksi kakao dan memicu penyakit pada tanaman kakao. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $6.741-$6.565. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $7.034-$7.151.