(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Rabu dinihari (6/11) melanjutkan kenaikan 4 sesi berturut sebelumnya.
Harga minyak WTI dan juga jenis Brent naik ke posisi tertinggi dalam 3 pekan karena investor mengantisipasi ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS.
Fokus pasar diarahkan pada hasil pemilihan AS dan pertemuan Kongres Rakyat Nasional mendatang di Tiongkok, yang dapat memperkenalkan langkah-langkah stimulus tambahan.
Sentimen juga didorong oleh pengumuman OPEC+ yang menunda peningkatan produksi yang direncanakan untuk bulan Desember.
Keputusan OPEC+ baru-baru ini untuk menunda kenaikan produksi didorong oleh permintaan yang lemah dan peningkatan pasokan non-OPEC.
Meskipun produksi minyak OPEC naik pada bulan Oktober karena produksi Libya dilanjutkan, upaya Irak untuk memenuhi pemotongannya membatasi keuntungan keseluruhan.
Iran juga telah menyetujui rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 250.000 barel per hari.
Sementara itu, badai tropis akhir musim di Teluk Meksiko berpotensi mengurangi produksi minyak AS sekitar 4 juta barel.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Desember naik 0,57% menjadi $71,99 per barel.
Untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 0,50% menjadi $75,53 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung meningkat, minyak WTI diperkirakan akan bergerak menuju resisten di $75.90 – $84.10. Jika berbalik arah akan turun dalam kisaran support di $67.25 – $58.10.