(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis siang ini (14/11), terpantau melemah 46,378 poin (0,63%) ke level 7.262,293 setelah dibuka turun ke level 7.278,731.
IHSG bergerak terkoreksi sekitar 13 minggu terendahnya, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya mixed bias melemah setelah rilis inflasi AS yang sesuai estimasi, serta mengikuti Wall Street yang berakhir mixed dalam rentang terbatas.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) siang ini melemah cukup tajam 0,69% atau 109 poin ke level Rp 15.879, dengan dollar AS di pasar uang Asia menanjak setelah rally 4 hari di sesi global sebelumnya; melaju ke 1 tahun tertingginya oleh sentimen kemenangan Trump (Trump trades) serta rilis inflasi CPI yang sesuai estimasi dan memicu ekspektasi the Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunganya.
Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.864, serta terpantau kembali tertekan ke sekitar 13 minggu tertingginya.
Mengawali perdagangannya, IHSG melemah 29,940 poin (0,41%) ke level 7.278,731. Sedangkan indeks LQ45 turun 1,968 poin (0,22%) ke level 884,490. Siang ini IHSG melemah 46,378 poin (0,63%) ke level 7.262,293. Sementara LQ45 terlihat turun 0,65% atau 5,765 poin ke level 880,693.
Tercatat saat ini sebanyak 169 saham naik, 395 saham turun dan 208 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional siang ini mixed melemah di antaranya Nikkei yang melemah 0,31%, dan Hang Seng yang merosot 1,45%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini bergerak terkoreksi ke 13 minggu terendahnya, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya bias melemah setelah rilis inflasi AS yang sesuai estimasi.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan masih di zona merah, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.530 dan 7.617. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.182, dan bila tembus ke level 6.998.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
