(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Selasa dinihari (26/11) turun 3% dibawah $70 menyusul laporan Israel dan Hizbullah mungkin akan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Harga minyak WTI dan Brent turun dari posisi tertinggi dalam 2 pekan merespon berita tersebut sebagai tanda positif, tetapi meragukan karena gencatan senjata sebelumnya yang gagal.
Perhatian juga beralih ke meningkatnya ketegangan Ukraina-Rusia. Berita lainnya menunjukkan Iran mengumumkan rencana untuk memperluas produksi bahan bakar nuklirnya menyusul kritik dari pengawas atom PBB, mempersiapkan sanksi potensial di bawah kemungkinan pemerintahan Trump kedua.
Sementara itu, Menteri Energi Azerbaijan Parviz Shahbazov mengindikasikan bahwa OPEC+ dapat mempertahankan pemotongan produksi minyak saat ini mulai 1 Januari, karena kelompok itu terus menunda peningkatan produksi yang direncanakan karena kekhawatiran permintaan.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Desember anjlok 3,55% menjadi $68,71 per barel.
Namun untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent anjlok 2,87% menjadi $73,01 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung koreksi, minyak WTI diperkirakan akan bergerak menuju kisaran ke support di $64.25 – $56.10 Jika berbalik arah akan naik kisaran resisten di $72.10 – $84.10.