(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York berakhir turun pada hari Rabu terpicu peningkatan pasokan.
Harga gula berjangka kontrak bulan Maret 2024 berakhir turun 0,51% pada 21,26 sen per pon.
Peningkatan pasokan gula menekan harga gula.
Pada tanggal 21 November, Organisasi Gula Internasional (ISO) menurunkan perkiraan defisit gula global 2024/25 menjadi -2,51 MMT, dibandingkan dengan perkiraan bulan Agustus sebesar -3,58 MMT.
ISO juga menaikkan perkiraan surplus gula global 2023/24 menjadi 1,31 MMT dari proyeksi bulan Agustus sebesar +200.000 MT.
USDA, dalam laporan dua tahunannya yang dirilis pada 21 November, memproyeksikan bahwa produksi gula global 2024/25 akan naik +1,5% thn/thn ke rekor 186.619 MMT dan bahwa konsumsi gula manusia global 2024/25 akan meningkat +1,2% thn/thn ke rekor 179,63 MMT. USDA juga memperkirakan bahwa stok akhir gula global 2024/25 akan turun -6,1% thn/thn ke 45.427 MMT.
Sebelumnya pelemahan mata uang Real Brasil juga berdampak buruk bagi harga gula setelah real jatuh ke rekor terendah terhadap dolar Jumat lalu. Real Brasil yang melemah mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil.
Malam ini akan dirilis data jobless claim minggu lalu yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan dapat menekan mata uang dolar AS.
Juga dengan semakin meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga the Fed Desember, memberikan sentimen bearish bagi dolar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula akan mencermati pergerakan dolar AS, yang jika terealisir melemah, akan dapat menguatkan harga gula. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 21,14-21,02. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 21,40-21,54.