Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi Januari 2025

576
Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi Januari 2025
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Economy & Business) – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia tetap tumbuh, hal ini terlihat dari likuiditas perekonomian yang tumbuh lebih tinggi pada Januari 2025.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2025 tumbuh lebih tinggi.

Posisi M2 pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp9.232,8 triliun atau tumbuh sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,8% (yoy).
Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,2% (yoy) dan uang kuasi sebesar 2,2% (yoy).

Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar

Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, Perkembangan M2 pada Januari 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

Penyaluran kredit[1] pada Januari 2025 tumbuh sebesar 9,6% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,7% (yoy).

[1] Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker’s Acceptances), dan Tagihan Repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk.

Aktiva luar negeri bersih pada Januari 2025 tumbuh sebesar 2,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,8% (yoy). Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (pempus) pada Januari 2025 tekontraksi sebesar 14,3% (yoy). Setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 17,5% (yoy).

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perkembangan DPK pada Januari 2025 tercatat Rp 8.599,4 triliun atau tumbuh sebesar 5,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 4,1% (yoy). (Tabel 3).

Tabel 3 Penghimpunan DPK Jan 2025
Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan golongan nasabah, DPK Korporasi tumbuh sebesar 14,2% (yoy), lebih tinggi dari pada pertumbuhan Desember 2024 sebesar 10,7% (yoy).

Sementara itu, DPK Perorangan terkontraksi sebesar (2,6%, yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi 2,1% (yoy) (Tabel 4).

Tabel 4 Penghimpunan DPK Berdasarkan Gol Nasabah Jan 2025
Sumber: Bank Indonesia

Pada Januari 2025, giro tumbuh lebih tinggi sebesar 6,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 2,2%(yoy). Tabungan dan simpanan berjangka tumbuh masing-masing sebesar 6,6% (yoy) dan 3,4% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Perkembangan Kredit

Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Januari 2025 tetap kuat. Penyaluran kredit pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp 7.684,3 triliun, atau tumbuh 9,6% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,7% (yoy)

Penyaluran kredit pada debitur korporasi dan perorangan tumbuh masing-masing sebesar 15,3%, (yoy) dan 3,5% (yoy) (Tabel 5)

Tabel 5 Perkembangan Kredit Berdsr Gol Debitur 2025
Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Januari 2025, dipengaruhi oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)

Grafik 4 Pertumbuhan Kredit Berdsr Jenis Penggunaan Jan 2025
Sumber: Bank Indonesia

Kredit Modal Kerja (KMK) pada Januari 2025 tumbuh sebesar 7,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2024 sebesar 7,4% (yoy).
Perkembangan KMK bersumber dari pertumbuhan sektor Pengangkutan dan Komunikasi, serta sektor Perdagangan Hotel dan Restoran.

Kredit Investasi (KI) pada Januari 2025 tumbuh 12,2% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 12,6 % (yoy). Terutama bersumber dari Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih serta Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) pada Januari 2025 tumbuh sebesar 10,3% (yoy), setelah tumbuh sebesar 10,5% (yoy) pada bulan sebelumnya. Terutama didorong oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.

Penyaluran Kredit Properti tumbuh sebesar 6,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2024 sebesar 6,6% (yoy). Terutama berasal dari Kredit KPR dan KPA yang tumbuh 10,8% (yoy).
Sementara itu Kredit Konstruksi serta Kredit Real Estate masing-masing tumbuh sebesar 0,1% (yoy) dan 5,6% (yoy).

Penyaluran Kredit kepada UMKM pada Januari 2025 tumbuh sebesar 2,5% (yoy),setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,0% (yoy). Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM terutama pada skala kecil (7,2% yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada Januari 2025 dipengaruhi oleh Kredit Investasi (7,8% yoy) dan Kredit Modal Kerja (0,5% yoy).

Suku Bunga Simpanan dan Kredit

Pada Januari 2025, suku bunga kredit dan suku bunga simpanan relatif stabil. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Januari 2025 sebesar 9,20%, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,22%.

Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 3 bulan dan 6 bulan masing-masing sebesar 5,57%, dan 6,01% pada Januari 2025. Setelah pada Desember 2024, masing-masing tercatat sebesar 5,55%, dan 5,97%.

Di sisi lain suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan dan 12 bulan tercatat sebesar 4,82% dan 5,16% turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,87% dan 5,17%.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tumbuh lebih tinggi pada Januari 2025, dibandingkan bulan sebelumnya

Hal ini disebabkan oleh penyaluran kredit relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dan meningkatnya aktiva luar negeri bersih.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit/pembiayaan pada Januari 2025 tetap kuat, mencapai 10,27% (yoy). Relatif stabil sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 10,32% (yoy).

Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut, dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK yang masih terjaga, serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan KLM.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 8,40% (yoy), 13,22% (yoy), dan 10,37% (yoy).

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting