(Vibiznews – Forex) Mata uang Euro berakhir turun oada hari Rabu tertekan penguatan dolar AS.
Pasangan mata uang EUR/USD ditutup turun 0,29% pada 1.0888.
Penguatan dolar AS membebani euro.
Demikian juga komentar dovish pada Rabu dari anggota Dewan Gubernur ECB Centeno melemahkan euro ketika ia mengatakan ECB tidak boleh menunggu untuk menurunkan suku bunga.
Namun pelemahan euro dikurangi setelah imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun melonjak ke level tertinggi dalam 16 bulan dan setelah UE membalas tarif AS dengan mengenakan beberapa tarif pada barang-barang AS.
Uni Eropa hari ini mengenakan tarif hingga $28,3 miliar untuk barang-barang AS, termasuk kacang kedelai, daging sapi, dan unggas, sebagai balasan atas tarif AS untuk impor baja dan aluminium.
Selain itu, Presiden ECB Lagarde memperingatkan bahwa perubahan mendadak dalam perdagangan global dan pengeluaran pertahanan Zona Euro yang lebih tinggi akan mempersulit upaya menjaga inflasi tetap stabil.
Swap memperkirakan peluang sebesar 44% untuk pemotongan suku bunga -25 bp oleh ECB pada pertemuan kebijakan 17 April.
Malam nanti akan dirilis data inflasi harga produsen (PPI) AS bulan Februari yang diperkirakan akan turun menjadi +3,2% t/t dari +3,5% t/t pada bulan Januari. Jika terealisir menurun akan dapat menekan dolar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, mata uang Euro akan bergerak mencermati pergerakan dolar AS, yang jika lemah, akan menguatkan Euro. Juga jika malam nanti, data inflasi harga produsen AS bulan Februari terealisr turun dan menekan dolar AS, akan menguatkan Euro. Pasangan mata uang EUR/USD diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 1.0866-1.0843. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 1.0921-1.0953.