(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas AS yang berakhir Rabu dinihari (19/3/2025) gagal mempertahankan kenaikan awal dan ditutup lebih rendah.
Harga minyak WTI dan Brent menjauhi posisi tertinggi dalam 2 pekan oleh kekhawatiran tentang gangguan pasokan mereda setelah Presiden Rusia Putin setuju untuk menahan diri menyerang infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari.
Kekhawatiran tentang pertumbuhan global karena dampak tarif perdagangan pemerintah AS juga membebani harga minyak.
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah memperingatkan bahwa tarif pemerintahan Trump akan merugikan pertumbuhan di AS, Kanada, dan Meksiko.
Harga minyak sempat naik lebih tinggi pada awal sesi di tengah kekhawatiran tentang pasokan di tengah ketegangan di Timur Tengah, dan optimisme tentang peningkatan permintaan Tiongkok.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Maret anjlok 1% pada menjadi $66,90 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 0,76% menjadi $70,56 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak berikutnya diperkirakan rebound, minyak WTI akan bergerak bertemu kisaran support di $64.88 – $61.80 dan kisaran resisten di $69.80 – $72.10.