(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO acuan dunia merosot hingga ke posisi terendah dalam 7 bulan di bursa berjangka Malaysia pada perdagangan hari Jumat (18/4/2025) dengan menghiraukan peningkatan data ekspor.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Juni 2025 anjlok 1,33% menjadi sekitar MYR4.016 per ton, harga terendah sejak 10 September 2024.
Demikian secara mingguan, harga CPO acuan dunia anjlok 4,69% yang merupakan kerugian mingguan terbesar sejak 16 Desember 2024. Penurunan harga ini menjadi penurunan mingguan untuk pekan ketiga berturut.
Penurunan harga minyak sawit acuan dunia hari ini tertekan oleh diturunkannya harga acuan CPO untuk kontrak bulan Mei oleh pemerintah Malaysia dari MYR4449,35 dari MYR4547,79 kontrak bulan April per tanggal 15 April 2025.
Sementara itu juga sentimen dilemahkan oleh turunnya nilai ringgit Malaysia terhadap dolar AS dan juga kekhawatiran peningkatan produksi pada pekan-pekan selanjutnya.
Harga sempat menguat pada awal sesi merespon data dari Surveyor Kargo menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia naik antara 13,6% dan 17,0% bulan ke bulan selama paruh pertama bulan April.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor Malaysia secara keseluruhan mencapai titik tertinggi dalam 3 bulan pada bulan Maret, dengan pengiriman minyak sawit naik sedikit dari tahun ke tahun tetapi melambat sejak Februari.
Selain itu harga minyak mentah melonjak karena kekhawatiran akan pasokan global yang lebih ketat setelah AS memberlakukan sanksi baru yang menargetkan ekspor minyak Iran.
Penguat sentimen juga dari data impor minyak sawit pembeli utama India, naik hampir 14% pada bulan Maret dan diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang di tengah persediaan yang menurun dan musim liburan yang semakin dekat.



