Berlanjutkah Penguatan Yen Setelah Negoisasi Perdagangan AS-Jepang

574
tarif amerika

(Vibiznews – Forex) – Mata uang Yen Jepang semakin menguat di perdagangan pasar forex terhadap dolar AS dalam pair USDJPY hingga akhir perdagangan pekan lalu (18/4/2025) ke posisi tertinggi dalam 7 bulan.

Secara mingguan posisi penguatan yen Jepang terhadap dolar AS juga berlanjut untuk pekan ketiga berturut, dan semakin memperkuat posisi penguatan yen pada tahun 2025 yang sudah naik mendekati 10%.

Pada akhir perdagangan pekan lalu posisi yen Jepang berada di posisi 147,17, yang merupakan posisi terkuat sejak 10 September 2024. Dalam 2 pekan secara harian posisi yen Jepang terhadap dolar AS bergerak rally, terlihat dalam grafik dibawah.

 

                                                  Grafik Pergerakan Harian Yen Jepang terhadap Dolar AS

Yen Jepang Menguat Sebagai Safe Haven

Penguatan yen Jepang baru-baru ini banyak dipicu oleh kuatnya sentimen perdagangan safe haven dan juga pelemahan dolar AS. Perkembangan tarif Trump dalam pasar global semakin memperkuat perdagangan safe haven yang menguntungkan komoditas emas dan juga mata uang yen Jepang.

Posisi dolar AS yang juga sebagai mata uang safe haven tertekan terhadap yen Jepang dikarenakan pelaku pasar khawatirkan kondisi ekonomi Amerika Serikat pasca ketegangan perdagangan dengan negara yang menjadi mitra dagangnya.

Sekalipun ketegangan tarif Trump telah memperkuat yen Jepang sebagai safe haven, namun secara fundamental penetapan tarif timbal balik pada awal April lalu membahayakan kondisi ekonomi Jepang yang sangat bergantung pada ekspor.

Dengan kondisi ekonomi yang membahayakan tersebut, prospek mata uang yen Jepang secara jangka panjang akan tertekan juga.

Penguatan Yen Ditopang oleh Prospek Suku Bunga Bank Sentral Jepang (BOJ)

Sebelum sentimen safe haven yang cukup kuat memperpanjang penguatan yen Jepang, mata uang yang sering dipakai sebagai carry trade ini sudah menguat sejak bulan pertama tahun ini.

Yen Jepang yang alami tekanan pada tahun 2024 berbalik menjadi kuat setelah bank sentral Jepang (BOJ) mengakhiri era stimulus moneter besar-besaran yang berlangsung lebih dari satu dekade.

BOJ menaikkan suku bunga kebijakan jangka pendek sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Januari 2025, dari 0,25% menjadi 0,50%. Ini merupakan kenaikan suku bunga  yang pertama sejak Juli 2024 dan merupakan level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008.

                                                                    Grafik Suku Bunga Bank Sentral Jepang

Setelah kenaikan tersebut, suku bunga Bank of Jepang tersebut  diperkirakan akan cenderung sekitar 1,00% pada tahun 2026.

Prospek kenaikan suku bunga bank sentral Jepang ini memberikan fundamental yang kuat bagi laju yen Jepang pada tahun 2025.

Lihat: Yen Jepang Jumat Menguat Setelah BOJ Naikkan Suku Bunga

Dampak Tarif Trump Sinyalkan Penundaan Kenaikan Suku Bunga

Dalam wawancara dengan harian ekonomi Jepang Sankei, Gubernur BOJ Kazuo Ueda  pekan lalu menegaskan bahwa Bank Sentral Jepang akan mempertimbangkan langkah-langkah kebijakan tambahan apabila tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump mulai memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Jepang.

BOJ akan terus menaikkan suku bunga “dengan kecepatan yang sesuai” jika perekonomian masih berkembang sesuai proyeksi. Namun ia juga menekankan bahwa BOJ tidak akan ragu untuk menyesuaikan kebijakan jika tarif tersebut mulai menekan pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan Ueda tersebut memberi sinyal kuat bahwa BOJ kemungkinan akan menahan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan tanggal 30 April–1 Mei mendatang.  Pasar sebelumnya memperkirakan kenaikan suku bunga lanjutan akan terjadi pada pertengahan tahun, namun kini ekspektasi tersebut mulai bergeser ke bulan September.

Lihat:Dampak Tarif AS Terhadap Ekonomi Jepang: Sikap BOJ dan Proyeksi Kebijakan ke Depan

Negoisasi Tarif Jepang dengan Amerika Serikat

Pekan lalu Jepang melakukan negosiasi dagang bilateral dengan pemerintah Amerika Serikat dengan harapan mendapatkan konsesi atau pengecualian tarif. Hal ini sangat krusial karena Jepang adalah negara yang sangat bergantung pada ekspor, dan tarif tinggi dari AS bisa menjadi pukulan besar bagi perekonomian.

Namun dalam pertemuan negoisasi tersebut yang dihadiri oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu (17/4/2025), delegasi Jepang yang dipimpin oleh Menteri Ekonomi Ryosei Akazawa belum mendapatkan keringanan atas tarif timbal balik tersebut.

Sekalipun demikian Jepang dan Amerika Serikat sepakat untuk melanjutkan pembahasan mengenai tarif AS selama pembicaraan tingkat menteri di Washington pekan ini dan untuk mengadakan putaran pembicaraan berikutnya pada akhir April untuk menghasilkan penyelesaian cepat atas masalah tersebut.

Prospek Yen Jepang Setelah Negoisasi AS-Jepang

Pertemuan negoisasi AS-Jepang menjadi perhatian seluruh dunia dikarenakan negoisasi pertama setelah Presiden Trump menangguhkan ketentuan tarif timbal balik selama 90 hari menyusul gejolak pasar keuangan.

Yen Jepang di pasar keuangan global masih berpotensi bergejolak menimbang negosiasi perdagangan AS-Jepang dan juga petunjuk kebijakan BoJ:

  • Skenario Yen Bullish: Jika negoisasi AS-Jepang gagal akan  memicu  eskalasi dalam perang dagang global dan sikap BoJ yang hawkish dapat mengangkat yen Jepang kebawah kisaran 140.
  • Skenario Bearish Yen: Jika negoisasi AS-Jepang berhasil  meredakan perang perdagangan global dan sikap dovish BOJ akan menekan yen Jepang hingga turun   ke 145 hingga kisaran 150.

Penguatan yen Jepang yang sudah mencapai posisi tertinggi dalam 7 bulan dapat terkoreksi jika hasil dari negoisasi AS-Jepang dan juga negoisasi dengan mitra dagang AS lainnya optimis meredakan perang dagang global.