IHSG Ditutup Melemah 0,32% ke 6.613 Mematahkan Reli Dalam Tiga Hari Terakhir

541

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 20,89 poin atau 0,32% ke 6.613,47 pada akhir perdagangan Kamis (24/4).

Berdasarkan pengamatan sebanyak 327 saham naik, 274 saham turun dan 203 saham stagnan.

Delapan indeks sektoral menguat, sedangkan tiga indeks sektoral lainnya masuk zona merah.

Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor barang konsumen primer yang naik 1,22%, sektor kesehatan naik 0,71% dan sektor perindustrian naik 0,65%.

Sedangkan indeks sektoral yang melemah adalah sektor properti yang turun 0,36%, sektor barang konsumen non primer yang turun 0,21% dan sektor keuangan turun 0,16%.

Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 19,88 miliar saham dengan total nilai Rp 12,80 triliun.

Penurunan IHSG hari ini mematahkan reli dalam tiga hari terakhir. Sebagai informasi, sejak awal pekan hingga perdagangan kemarin, Rabu (23/4/2025) IHSG telah naik 3,04%.

IHSG sebelum sesi I berakhir sempat melaju dengan kenaikan mencapai 0,9%. Namun pada akhir sesi I penguatan terpangkas hingga akhirnya parkir di zona merah.

Penurunan IHSG pada perdagangan hari ini seiring dengan saham perbankan dan konglomerat yang berbalik arah. BBCA menjadi pemberat utama IHSG dengan kontribusi -15,36 indeks poin. BBCA menutup perdagangan hari ini dengan penurunan 2,87% ke level 8.475.

Saham konglomerat yang dalam beberapa hari terakhir melaju kencang juga ikut menjadi pemberat IHSG. Saham BREN yang turun 1,64% menyumbang -7,62 indeks poin.

Begitu pula dengan saham TPIA yang turun 3,45% menyumbang -5,64 indeks poin terhadap penurunan IHSG. Lalu ada pula BBRI yang menjadi pemberat IHSG dengan kontribusi -4,6 indeks poin dan PANI -2,29 indeks poin.

Diperkirakan penurunan tersebut terjadi seiring dengan aksi profit taking karena saham-saham tersebut berada di zona positif dalam 2-3 hari terakhir.

Adapun pasar keuangan pada perdagangan hari ini tampak minim katalis dan masih dipengaruhi efek keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) kemarin dan memonitor efek dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kian mereda.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Meskipun menahan BI Rate, BI tetap mencermati ruang penurunan suku bunga acuan ini ke depannya.Keputusan tentunya akan diambil dengan mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah.

Kemudian dari global, Presiden AS Donald Trump tampaknya mulai melunak dalam mengenakan tarif bea impor China yang kabarnya akan turun secara substansial. Pemerintah China pada Rabu (23/4/2025) juga menyatakan kesiapannya untuk kembali duduk di meja perundingan dengan Amerika Serikat (AS).

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting