(Vibiznews – Technology) – Penggunaan Artificial Intelligent (AI) semakin meluas, sehingga banyak perusahaan menggunakannya untuk pengembangan bisnisnya.
AI (Artificial Intelligence) dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnis masa kini karena mampu memberikan keunggulan kompetitif. Juga meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data.
Latar belakang
Survei Negara Penggunai AI oleh IPSOS 2022-2024

Sumber: The IPSOS AI Monitor 2024, June 2024
Grafik di atas menunjukkan seberapa besar negara-negara yang disurvei setuju produk dan layanan yang menggunakan AI memiliki lebih banyak manfaat daripada kekurangannya.
Di negara-negara yang tadinya kategori negara berkembang dan merasa tertinggal teknologinya dengan negara barat justru penggunaan AI terlihat lebih tinggi.
Dari grafik di atas terlihat bahwa di negara-negara seperti Tiongkok (83%), Indonesia (80%), dan Thailand (77%), mayoritas responden melihat produk dan layanan AI lebih bermanfaat daripada merugikan.
Sebaliknya, optimisme masih jauh lebih rendah di negara-negara seperti Kanada (40%), AS (39%) & Belanda (36%). Karena mereka menganggap sudah puas dengan teknologi yang mereka miliki saat ini, sehingga AI tidak menjadi kebutuhan utama mereka.
Namun dengan berjalannya waktu maka optimisme telah tumbuh secara signifikan di beberapa negara yang sebelumnya skeptis—termasuk Jerman (+10%), Prancis (+10%), Kanada (+8%), Inggris Raya (+8%), dan Amerika Serikat (+4%).
Belum lama ini terjalin kerjasama antara pemerintahan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Amerika untuk membangun OpenAI di Dubai.
Dilansir dari Wall Street Journal, 23 Mei 2025, OpenAI mengatakan bahwa mereka bermitra dengan perusahaan Uni Emirat Arab G42. Dan perusahaan lain untuk membangun pusat data kecerdasan buatan yang besar di Abu Dhabi, proyek skala besar pertama pembuat ChatGPT di luar AS.
OpenAI dan G42 mengatakan bahwa pusat data tersebut akan memiliki kapasitas 1 gigawatt, menjadikannya salah satu yang terkuat di dunia. Proyek tersebut, yang disebut Stargate UAE, merupakan bagian dari dorongan U.A.E. untuk menjadi salah satu penyandang dana terbesar di dunia untuk perusahaan dan infrastruktur AI—dan pusat untuk pekerjaan AI.
Proyek tersebut dipimpin oleh G42, sebuah perusahaan AI yang dikendalikan oleh Sheikh Tahnoon bin Zayed al Nahyan, penasihat keamanan nasional U.A.E. dan saudara presiden. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, versi ChatGPT yang disempurnakan akan tersedia gratis di seluruh negeri, kata OpenAI.
Sementara itu, OpenAI adalah organisasi kecerdasan buatan Amerika yang didirikan pada 20 November 2015 dan berkantor pusat di San Francisco, California, Amerika Serikat. Pendirinya adalah Sam Altman, Elon Musk, Ilya Sutskever, Greg Brockman.
Organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan umum buatan yang “aman dan bermanfaat”, yang didefinisikan sebagai “sistem yang sangat otonom yang mengungguli manusia dalam pekerjaan yang paling bernilai secara ekonomi”.
Selanjutnya, bagian pertama dari pusat data berkapasitas 200 megawatt tersebut akan selesai pada akhir tahun 2026, sementara sisa proyek tersebut belum dirampungkan.
Konstruksi gedung-gedung tersebut akan didanai oleh G42, dan pusat data akan dioperasikan oleh OpenAI dan perusahaan teknologi Oracle, kata G42. Mitra lainnya termasuk investor teknologi global SoftBank, pembuat chip Nvidia, dan perusahaan peralatan jaringan Cisco.
G42 dan OpenAI tidak mengungkapkan biaya untuk proyek Abu Dhabi, meskipun proyek serupa yang direncanakan di AS menghabiskan biaya lebih dari $10 miliar.
Apa saja manfaat AI untuk mengembangkan bisnis?
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa AI menjadi penting bagi perusahaan modern:
1. Efisiensi Operasional
AI mampu mengotomatisasi tugas-tugas rutin dan berulang seperti:
• Pemrosesan data besar (big data)
• Manajemen inventaris, misalnya untuk mendata invoice
• Layanan pelanggan melalui chatbot, sudah banyak perusahaan yang menggunakan chatbot seperti call center di perbankan.
• Pendeteksian anomali atau kesalahan dalam system
Hasilnya: perusahaan bisa menghemat waktu, biaya, dan tenaga kerja.
2. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Data AI membantu perusahaan menganalisis data dalam jumlah besar untuk:
• Memprediksi tren pasar
• Mengetahui perilaku pelanggan
• Untuk menganalisa credit scoring untuk perbankan
• Untuk menganalisa transaksi secara real time
• Membuat keputusan yang lebih tepat dan cepat
Contoh: sistem rekomendasi seperti di Amazon atau Netflix yang didukung oleh AI.
3. Peningkatan Pengalaman Pelanggan
AI memungkinkan layanan yang lebih personal dan responsif:
• Chatbot 24/7
• Sistem rekomendasi produk
• Personalisasi konten dan penawaran
Ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas merek.
4. Inovasi Produk dan Layanan
AI membuka peluang untuk menciptakan:
• Produk pintar (smart devices)
• Layanan berbasis prediksi atau deteksi otomatis (misalnya dalam kesehatan, keuangan, atau logistik)
Perusahaan yang memanfaatkan AI lebih cepat berinovasi dan beradaptasi.
5. Keunggulan Kompetitif
Perusahaan yang lebih awal dan lebih efektif menggunakan AI cenderung unggul dalam:
• Kecepatan merespons pasar
• Efisiensi biaya
• Kualitas layanan
Hal ini membuat AI menjadi aset strategis, bukan sekadar alat bantu teknis.
6. Manajemen Risiko dan Keamanan
AI dapat digunakan untuk:
• Deteksi penipuan (fraud detection)
• Pemantauan sistem keamanan siber secara real-time
• Analisis risiko keuangan dan operasional
Beberapa contoh Perusahaan yang telah mengoptimalkan penggunaan AI di Indonesia
Perusahaan E-Wallet Dana menggunakan AI untuk melayani customer service dengan jumlah 200 juta account nasabah hanya dengan menggunakan 900 orang. Padahal untuk bank sebesar BRI dalam 10 tahun baru mencapai 100 juta nasabah.
Sedangkan dengan menggunakan AI, hanya dalam 2 tahun Dana mencapai pertumbuhan dari 80 juta menjadi 200 juta nasabah.
AI juga banyak digunakan untuk membantu pemasaran perusahaan melalui Digital marketing.
Digital Marketing /Pemasaran digital adalah penggunaan saluran digital untuk memasarkan produk. Bagaimana marketing suatu perusahaan menggunakan berbagai channel digital untuk melakukan pemasarannya.
Sedangkan pemasaran tradisional menggunakan radio, iklan di koran, bill board yang biayanya mahal namun jangkauannya tidak seluas jika menggunakan digital marketing.
“Daripada media tradisional… pemasaran digital menggunakan komputer, ponsel, media sosial, mesin pencari, dan saluran digital lainnya untuk menjangkau konsumen di mana pun mereka menghabiskan waktu terbanyak.” – quote dari Coursera
Jadi ada berbagai digital channel yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan marketing perusahaan. Inilah yang dilakukan oleh Bank Mandiri melalui produk Livin.
Berikut ini adalah contoh digital marketing yang digunakan oleh Bank Mandiri

Dari gambar di atas terlihat bahwa Bank Mandiri menggunakan kombinasi google ads, youtube, tiktok, Instagram, meta dan linkedin dalam melakukan marketingnya.

Sumber: Mandiri Livin
Kesimpulan:
AI adalah katalis transformasi digital. Ia membantu perusahaan menjadi lebih cepat, cerdas, hemat, dan tangguh dalam menghadapi perubahan zaman dan persaingan global. Perusahaan yang tidak mengadopsi AI berisiko tertinggal dari segi efisiensi, inovasi, dan kepuasan pelanggan.
Sehingga tidak heran semakin banyak perusahaan yang menggunakan AI untuk mengembangkan usahanya dalam menghadapi persaingan global.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



