(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah dunia bergerak naik dan naik ke posisi tertinggi sepekan pada akhir perdagangan sesi Amerika yang berakhir hari Selasa (10/6/2025).
Harga minyak naik karena harapan hasil pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok di London dan dengan semakin dekatnya musim perjalanan yang meningkatkan permintaan energi.
Berita ini diharapkan para pedagang minyak akan hasil yang positif, karena dapat memacu permintaan minyak global dalam skala besar.
Selain itu, pekan lalu kenaikan harga minyak mentah mendapat dukungan dari laporan Baker Hughes menunjukkan bahwa rig minyak AS yang aktif untuk minggu yang berakhir pada 6 Juni turun ke level terendah dalam tiga setengah tahun.
Selain itu, saat musim liburan musim panas semakin dekat, konsumsi bahan bakar dan permintaan minyak diperkirakan akan meningkat. Hal ini juga membantu menaikkan harga minyak hari ini.
Dari sisi geopolitik, Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak yang intens ke Ukraina, mengabaikan jaminan untuk melanjutkan perundingan damai dengan Ukraina.
Hal ini memicu kekhawatiran tentang sanksi lebih lanjut terhadap energi Rusia yang akan meningkatkan permintaan minyak mentah.
Di sisi pasokan, menurut data Morgan Stanley, peningkatan produksi minyak OPEC+ baru-baru ini masih belum menghasilkan surplus produksi.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Juli naik 1,18% pada menjadi $65,34 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 0,91% menjadi $67,07 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI selanjutnya diperkirakan akan bertemu kisaran support di $63.40 – $57.10 dan kisaran resisten di $67.60 – $71.80.



