Rally Panjang IHSG, Diincar Profit Taking — Domestic Market Outlook, 21-25 July 2025

1110
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu kembali variatif, dengan IHSG rally
  • BI memangkas BI Rate 25 bps menjadi level 5,25%.
  • Pemerintah AS-Indonesia sepakat penetapan tariff 19% atas Indonesia.
  • Capital inflow mengalir, walau terbatas, sekitar Rp0,4 triliun dalam sepekan.
  • Sentimen global saat ini sekitar dinamika negosiasi tariff AS serta arah kebijakan the Fed.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis uang beredar pada hari Selasa nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 21-25 July June 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melaju kuat ke level 7 bulan lebih tertingginya, dalam rally panjang 10 hari berturut-turut, yang terlama sejak Oktober 2019, dipicu oleh melejitnya saham baru IPO –di antaranya CDIA dan COIN, kesepakatan tariff AS – Indonesia, serta pemangkasan BI Rate ke level 5,25%. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya menghijau. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 3,75%, atau 264,477 poin, ke level 7.311,915.

Untuk minggu berikutnya (21-25 Juli 2025), IHSG kemungkinan akan diincar profit taking pendek, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 7.401 dan 7.444. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7,071 dan bila tembus ke level 6.838.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir melemah di minggu keduanya dan sempat menyentuh 3 minggu terendahnya lalu berupaya rebound, di antara kuatnya dollar terhadap mata uang kawasan Asia, serta berbaliknya ke capital inflow –walau terbatas– di pasar SBN sekitar Rp0,4 triliun dalam sepekan. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,49% atau 79 poin ke level Rp 16.285 per USD. Sementara, dollar global bertahan mendekati sebulan terkuatnya.

Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat terkoreksi, atau kemungkinan rupiah dalam konsolidasi dengan bias rebound pendek, dalam range antara resistance di level Rp16.365 dan Rp Rp16.495, sementara support di level Rp16.215 dan Rp16.180.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik sedikit secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun perlahan yield obligasi –dalam sebulan terakhir– dan berakhir ke level 6,551% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah terbatasnya aksi beli investor asing di pasar SBN. Sementara yields US Treasury terpantau merangkak terbatas di pekan ketiganya.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,00%.

BI menyatakan ketidakpastian ekonomi global kembali meningkat pascapengumuman kenaikan tarif efektif resiprokal Amerika Serikat (AS) ke beberapa negara maju dan berkembang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus didorong di tengah prospek perekonomian global yang melemah. Ke depan, pertumbuhan ekonomi semester II 2025 diprakirakan membaik dan secara keseluruhan tahun 2025 diprakirakan berada dalam kisaran 4,6–5,4%.

Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan II 2025 tetap terjaga dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%), tecermin dari PMI-BI sebesar 50,89%. Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen berada pada fase ekspansi yaitu Volume Produksi, Volume Persediaan Barang Jadi, dan Volume Total Pesanan.

Berdasarkan data transaksi 14 – 17 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp10,49 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp1,91 triliun di pasar saham dan Rp8,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto sebesar Rp0,38 triliun di pasar SBN.

===

 

Seorang investor ketika memilih instrumen investasinya dan kemudian masuk ke pasar tentunya berharap akan memperoleh profit dari keputusan investasinya tersebut. Harapan. Itu sesuatu yang begitu memengaruhi pandangan investor. Harapan yang diwarnai oleh ekspektasi.

Kalau Anda ingin kenal pasar –memang tidak mudah untuk mengenalnya—harus tahu seperti apa ekspektasi pasar hari-hari ini. Vibiznews.com telah siap sejak lama ingin memperkenalkan Anda kepada pasar, karena kami ada sebagai partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting