(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO rebound kuat dan ditutup pada posisi tertinggi 9 bulan pada akhir perdagangan hari Jumat (15/8/2025) di tengah pelemahan ringgit dan laporan bahwa Malaysia menaikkan harga acuannya.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Oktober 2025 naik 1,70% menjadi sekitar MYR4.478, setelah sempat berada di posisi MYR4.385.
Lonjakan harga CPO akhir pekan ini membalikkan penurunan sesi sebelumnya di tengah pelemahan ringgit dan laporan bahwa Malaysia menaikkan harga acuan minyak sawit mentah bulan September, yang menaikkan bea ekspor menjadi 10%.
Untuk minggu ini, harga CPO berada di jalur untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut, naik lebih dari 3,5% didorong oleh permintaan ekspor yang kuat karena surveyor kargo melaporkan pengiriman dalam sepuluh hari pertama bulan Agustus melonjak lebih dari 23% dari bulan sebelumnya.
Namun, harga minyak nabati yang lebih rendah di bursa Dalian dan Chicago membatasi kenaikan lebih lanjut.
Sementara itu, di India, konsumen utama, impor minyak sawit bulan Juli turun 10,5% dari Juni menjadi 855.695 metrik ton, menurut Asosiasi Ekstraktor Pelarut, setelah kenaikan tajam bea impor minyak sawit mentah dan olein sawit olahan menjadi 19,25% dari 8,25%.
Sementara itu, data terbaru dari Tiongkok, pembeli utama, mengisyaratkan perlambatan momentum ekonomi pada bulan Juli di tengah hambatan perdagangan, lemahnya permintaan domestik, dan gangguan cuaca dan inventaris pada level tertinggi hampir dua tahun sebesar 2,11 juta ton.



