Berbalik Terkoreksi, Pasar Mencari Arah dari Global — Domestic Market Outlook, 25-29 August 2025

686
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu serempak terkoreksi, berbalik dari gain kuat pekan sebelumnya.
  • Bank Indonesia memangkas BI Rate 25 bps menjadi 5,0%.
  • Dana asing menurun dengan net capital inflow sekitar Rp0,9 triliun dalam sepekan.
  • Sentimen global saat ini masih sekitar prospek pemangkasan suku bunga the Fed bulan September.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang cenderung minim.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 25-29 August 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi, agak terbatas pada range konsolidasi di bawah level rekor sebelumnya, di antara turunnya saham perbankan dan energi serta masuknya dana asing sekitar Rp2,7 triliun di bursa. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya mixed mencari arah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0,50%, atau 39,524 poin, ke level 7.858,851.

Untuk minggu berikutnya (25-29 Agustus 2025), IHSG kemungkinan akan cenderung diincar profit taking pendek, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 7.966 dan 8.017. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7,517 dan bila tembus ke level 7,448.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir melemah dalam pergerakan bearish seminggu penuh masuk ke level 2 minggu terendahnya, di antara berbaliknya ke capital outflow –walau terbatas– sekitar Rp0,6 triliun di pasar SBN dalam sepekan. Rupiah secara mingguannya berakhir melemah 1,15% atau 185 poin ke level Rp 16.340per USD. Sementara, dollar global terpantau fluktuatif, dari 1,5 minggu terkuatnya tergelincir di hari terakhir pasar.

Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan ada ruang koreksi, atau kemungkinan rupiah rebound walau agak terbatas, dalam range antara resistance di level Rp16.384 dan Rp Rp16.490, sementara support di level Rp16.157 dan Rp16.095.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau agak naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun tipis yield obligasi dan berakhir ke level 6,370% pada akhir pekan, di minggu ketiganya. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi jual investor asing di pasar SBN. Sementara yields US Treasury terpantau berakhir dalam koreksi.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%. 

Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian. 

 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2025 lebih baik dari prakiraan. Ekonomi triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,12% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87% (yoy). Kenaikan pertumbuhan ekonomi ditopang oleh investasi sejalan dengan penanaman modal yang tumbuh positif dan konsumsi rumah tangga seiring lebih tingginya mobilitas masyarakat.

Menurut BI, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diprakirakan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4%.

Bank Indonesia merilis kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2025 tetap terjaga. Defisit transaksi berjalan tercatat rendah di tengah perlambatan ekonomi global dan harga komoditas. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan II 2025 mencatat defisit 6,7 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 tetap tinggi sebesar 152,6 miliar dolar AS

Berdasarkan data transaksi 19 – 21 Agustus 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp0,91 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp2,31 triliun di pasar saham, serta jual neto sebesar Rp0,62 triliun di pasar SBN dan Rp0,78 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Anda mungkin pernah memerhatikan bagaimana dana asing satu waktu masuk dengan deras ke pasar modal dan pasar uang Indonesia, lalu dengan deras pula dana-dana itu lari keluar. Memang kadang demikian pergerakan dana investasi global. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrumen investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, keluar dan akan begitu cepat pula mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya, serta dari satu negara ke negara lainnya.

Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus di Vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting