Harga Minyak Akhir Pekan Anjlok Terbebani Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok; Cermati Profit Taking

142

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah akhir pekan hari Jumat berakhir anjlok tajam, jatuh ke level terendah dalam 5 bulan terakhir akibat ketegangan perdagangan AS dengan Tiongkok.

Harga minyak mentah berjangka WTI AS berakhir anjlok 4,24% pada $58,90 per ons.

Presiden AS Trump mengancam akan “menaikkan tarif secara besar-besaran” atas barang-barang Tiongkok, dengan alasan kontrol ekspor baru-baru ini terhadap mineral tanah jarang. Perang dagang AS-Tiongkok yang berkepanjangan akan membebani pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi, serta berdampak negatif terhadap harga minyak mentah.

Harga minyak mentah sudah tertekan sejak Kamis karena meredanya ketegangan di Timur Tengah, yang mengurangi kemungkinan gangguan pasokan minyak mentah di kawasan tersebut setelah Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata.

Faktor negatif bagi minyak mentah adalah keputusan Aramco, perusahaan milik negara Arab Saudi, untuk mempertahankan harga minyak utama mereka bagi pelanggan Asia untuk pengiriman November, bertentangan dengan ekspektasi kenaikan sebesar 30 sen per barel. Tidak adanya kenaikan harga menandakan melemahnya permintaan energi dan berdampak negatif terhadap harga minyak mentah.

Sebelumnya harga minyak mentah terdongkrak pada Minggu lalu setelah OPEC+ menyetujui peningkatan target produksi minyak mentah sebesar 137.000 barel per hari (bph) mulai November. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan potensi peningkatan produksi sebesar 500.000 bph. OPEC+ sedang berupaya meningkatkan produksi sebesar 1,66 juta bph untuk sepenuhnya membalikkan pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta bph yang terjadi pada awal 2024. Produksi minyak mentah OPEC pada bulan September naik sebesar +400.000 bph menjadi 29,05 juta bph, tertinggi dalam 2,5 tahun.

Baker Hughes melaporkan pada hari Jumat bahwa jumlah rig minyak AS yang aktif pada pekan yang berakhir 10 Oktober turun -4 menjadi 418 rig, sedikit di atas level terendah dalam 4 tahun terakhir, yaitu 410 rig, yang tercatat pada 1 Agustus. Selama 2,5 tahun terakhir, jumlah rig minyak AS telah turun tajam dari level tertinggi dalam 5,5 tahun terakhir, yaitu 627 rig yang dilaporkan pada Desember 2022.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak masih dapat tertekan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Namun perlu dicermati upaya profit taking setelah harga minyak mentah anjlok tajam. Harga minyak mentah AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $60,97-$63,05. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $57,52-$56,15.