(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO melompat dari posisi terendah dalam 4 bulan pada akhir perdagangan hari Selasa (4/11/2025) didukung oleh pelemahan ringgit dan penguatan harga minyak kedelai Dalian, komoditas saingannya.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Oktober 2025 naik 0,68% menjadi sekitar MYR4.143, setelah sempat berada di posisi MYR4.104.
Meningkatnya ekspor pada bulan Oktober juga mendukung sentimen, terutama setelah surveyor kargo melaporkan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia tumbuh antara 4,3% dan 5,2% selama bulan tersebut.
Namun, kenaikan tersebut terbatas karena data menunjukkan impor minyak sawit oleh pembeli utama, India, turun ke level terendah dalam lima bulan pada bulan Oktober, sehingga total pembelian pada tahun pemasaran 2024/25 mencapai level terendah dalam lima tahun, karena pembeli beralih ke minyak kedelai menyusul reli harga minyak sawit.
Sementara itu banyak diberitakan bahwa pasokan di Malaysia kemungkinan naik 3,5% pada bulan Oktober menjadi 2,44 juta metrik ton, tertinggi sejak Oktober 2023.
Di Indonesia, produsen terbesar dunia, data resmi menunjukkan ekspor minyak sawit naik 11,6% year-on-year menjadi 17,58 juta ton pada Januari–September, menunjukkan berlanjutnya penguatan pasokan global.



