Shutdown AS Segera Berakhir: Senat Loloskan Tahap Awal Kesepakatan Pendanaan Pemerintah

361
Statue of Liberty in New York City on white background, USA

(Vibiznews-Economic) Setelah lebih dari sebulan kebuntuan anggaran yang melumpuhkan sebagian besar aktivitas pemerintahan, Senat Amerika Serikat akhirnya meloloskan tahap awal dari kesepakatan baru untuk mengakhiri shutdown pemerintah. Langkah tersebut memberi sinyal bahwa krisis fiskal yang telah berlangsung sejak 1 Oktober itu kini mulai mendekati titik akhir.

Hal ini merupakan langkah besar menuju akhir kebuntuan politik 40 hari yang menekan pasar dan ekonomi AS

Dalam pemungutan suara yang berlangsung hingga larut malam pada Minggu (9/11) waktu setempat, Senat menyetujui langkah prosedural dengan dukungan minimum 60 suara, setelah delapan senator dari kubu Demokrat memilih untuk mendukung rancangan kesepakatan yang dinegosiasikan bersama Partai Republik dan Gedung Putih. Empat puluh senator menolak.
Langkah ini membuka jalan bagi serangkaian pemungutan suara lanjutan pada Senin untuk menyetujui keseluruhan paket pendanaan pemerintah hingga akhir Januari 2026.

Isi Kesepakatan: Pendanaan hingga Januari dan Janji Voting ACA

Rancangan kesepakatan ini merupakan hasil negosiasi maraton selama akhir pekan antara Pemimpin Mayoritas Senat John Thune (Partai Republik), perwakilan Gedung Putih, serta tiga senator dari kubu Demokrat . Jeanne Shaheen dan Maggie Hassan dari New Hampshire, serta Angus King dari Maine.

Isi utama kesepakatan tersebut mencakup:

  • Pendanaan penuh bagi pemerintahan federal hingga akhir Januari 2026, sehingga mencegah potensi penutupan ulang dalam waktu dekat.
  • Pemulihan seluruh pegawai pemerintah yang terkena pemutusan kerja selama shutdown serta jaminan pembayaran penuh gaji yang tertunda.
  • Perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja (reductions-in-force) hingga akhir tahun fiskal 2026.
  • Pendanaan program bantuan pangan SNAP (Supplemental Nutrition Assistance Program) hingga September, yang saat ini membantu lebih dari 42 juta warga AS.

Salah satu poin penting yang menjadi perhatian publik adalah komitmen Partai Republik untuk memberikan jadwal pemungutan suara pada Desember mendatang atas rancangan undang-undang yang diusulkan Partai Demokrat untuk memperpanjang subsidi pajak premi dalam program Affordable Care Act (ACA). Lebih dari 20 juta warga AS bergantung pada subsidi tersebut untuk menekan biaya premi asuransi kesehatan mereka.

Tidak Memenuhi Tuntutan Demokrat, Tapi Dapat Dukungan Cukup

Meski begitu, kesepakatan ini tidak mencakup perpanjangan otomatis subsidi ACA, yang semula menjadi tuntutan utama Partai Demokrat dan menjadi alasan utama kebuntuan selama enam pekan terakhir.
Namun, bagi sebagian Demokrat moderat, jaminan adanya pemungutan suara di kemudian hari dianggap sebagai kompromi realistis untuk segera mengakhiri shutdown.

Senator Angus King menyebut keputusan itu sebagai langkah pragmatis.

“Kami memutuskan untuk mengalah pada isu perpanjangan kredit pajak ACA karena jelas negosiasi tidak akan bergerak sampai shutdown berakhir,” ujar King. “Yang ada hanyalah bukti nyata bahwa penutupan ini sudah menimbulkan kerusakan besar bagi negara.”

Senator Jeanne Shaheen menambahkan bahwa meskipun tidak sempurna, kesepakatan ini adalah satu-satunya jalan keluar.

“Ini adalah satu-satunya kesepakatan di meja perundingan. Langkah terbaik untuk segera membuka kembali pemerintahan dan memulai kembali negosiasi mengenai subsidi ACA yang dibutuhkan puluhan juta warga Amerika,” katanya.

Drama di Senat: Suara Penentu dan Negosiasi Politik

Pemungutan suara berlangsung dramatis. Selama lebih dari dua jam, hasil sempat tertahan di angka 56 suara “setuju” dan 40 “tidak setuju”.
Situasi berubah ketika Senator John Cornyn (R-Texas) tiba di ruang Senat sekitar pukul 10.50 malam waktu Washington D.C. setelah terbang dari Texas, memberikan suara terakhir yang memastikan ambang batas 60 suara terpenuhi.
Ruang sidang pun pecah oleh tepuk tangan.

Tiga senator Republik lainnya  yaitu Rick Scott (Florida), Ron Johnson (Wisconsin), dan Mike Lee (Utah)  sempat tidak hadir, namun akhirnya ikut memberikan suara dukungan setelah berbicara langsung dengan Pemimpin Mayoritas John Thune.
Satu-satunya suara penolakan dari kubu Republik datang dari Senator Rand Paul (Kentucky), yang menilai rancangan tersebut tidak cukup menekan pengeluaran pemerintah.

Respons Politik: Antara Realisme dan Kritik Tajam

Meski menjadi momentum penting, kesepakatan ini memicu reaksi beragam di kalangan politik.
Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer (D-New York) menolak memberikan suara dukungan, menyebut kesepakatan itu gagal menjawab “krisis kesehatan” yang akan dihadapi jutaan warga AS jika subsidi ACA tidak diperpanjang.

“Saya tidak bisa dengan itikad baik mendukung resolusi sementara yang gagal mengatasi krisis kesehatan masyarakat ini,” tegas Schumer di lantai Senat.

Sementara itu, Senator Bernie Sanders (Independen-Vermont) menyebut kesepakatan itu “mengkhawatirkan” dan menyindir bahwa janji Partai Republik untuk melakukan voting bulan depan hanyalah “gestur tanpa makna”.

Namun, bagi kubu moderat Demokrat seperti Tim Kaine (Virginia), kesepakatan ini dinilai sebagai langkah realistis yang membuka peluang perubahan nyata.

“Kesepakatan ini menjamin adanya voting untuk memperpanjang subsidi ACA hal yang sebelumnya Partai Republik tolak. Rakyat berharap kami menyelesaikan ini, bukan memperpanjang kebuntuan,” ujar Kaine.

Dampak Ekonomi: Pasar dan Kebijakan Fiskal AS

Pasar keuangan menyambut positif perkembangan ini. Setelah berita mengenai keberhasilan Senat meloloskan tahap awal kesepakatan, indeks dolar AS (DXY) menguat tipis sebesar 0,05% menjadi 99,64, menandakan meningkatnya optimisme investor terhadap stabilitas fiskal Amerika.
Investor menilai berakhirnya shutdown akan mengurangi ketidakpastian ekonomi, terutama menjelang periode liburan dan menjelang data inflasi terbaru.

Shutdown yang telah berlangsung 40 hari sebelumnya menyebabkan gangguan signifikan terhadap layanan publik, termasuk keterlambatan pembayaran gaji pegawai negeri, tertundanya izin bisnis, dan kekhawatiran akan tertundanya pembayaran manfaat sosial.
Ekonom memperkirakan bahwa jika shutdown berlanjut hingga akhir November, produk domestik bruto (PDB) AS bisa terpangkas hingga 0,2% pada kuartal keempat tahun ini.

Langkah Selanjutnya: Menuju Persetujuan di DPR dan Tanda Tangan Trump

Meski lolos di Senat, kesepakatan ini masih harus disetujui oleh Dewan Perwakilan (House of Representatives) dan kemudian ditandatangani oleh Presiden Donald Trump untuk resmi menjadi undang-undang.
Proses ini diperkirakan memakan waktu beberapa hari, namun para analis menilai peluang keberhasilannya cukup besar mengingat tekanan politik dan ekonomi yang meningkat.

Jika disahkan, kesepakatan ini akan mengakhiri salah satu shutdown terpanjang dalam sejarah AS, memulihkan kepercayaan terhadap kapasitas politik Washington untuk mengelola fiskal negara, serta membuka kembali jalan menuju pembahasan anggaran jangka panjang yang lebih stabil.

Dengan berakhirnya kebuntuan ini, fokus pasar kini beralih ke arah kebijakan fiskal dan prospek ekonomi AS menjelang akhir tahun, di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve pada Desember mendatang.