Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2025 Ada 5 Tantangan Global Perlu Diwaspadai

238
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2025 Ada 5 Tantangan Global Perlu Diwaspadai
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 di Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta (28/11) dihadiri dan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Presiden Prabowo memberikan arahan, apresiasi dan dukungan terhadap tema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan”.

Beliau mengatakan Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat sepanjang 2025 di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik global. Capaian positif ini merupakan hasil kerja kolektif bangsa, diperkuat sinergi kebijakan fiskal dan moneter sehingga pertumbuhan dan stabilitas berjalan beriringan.

Apresiasi kepada Bank Indonesia yang terus mengawal stabilitas perekonomian dan turut mendorong pertumbuhan, yang bersinergi dengan berbagai pengelola perekonomian nasional.

Sinergi dan kerja sama tersebut memberikan hasil nyata dan prestasi yang bisa dibanggakan. Kita harus percaya kepada kekuatan kita sendiri dan tidak boleh tergantung kepada negara lain.

Saling mengisi, saling membantu, dan sekarang saatnya memberikan solusi yang cepat kepada rakyat. Kebijakan perlu dirumuskan dengan ketenangan, dilaksanakan dengan kepercayaan diri dan dengan tekad untuk berdiri di atas kaki kita sendiri.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada kesempatan yang sama menyampaikan optimisme bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan lebih baik. Yakni dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berdaya tahan, dengan tetap mewaspadai ketidakpastian global yang tinggi.

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 berada di kisaran 4,7–5,5% dan meningkat lebih tinggi pada 2026 dan 2027.Yaitu masing-masing dalam kisaran 4,9–5,7% dan 5,1–5,9% didukung oleh konsumsi dan investasi yang meningkat. Serta ekspor yang cukup baik di tengah perlambatan ekonomi dunia.

Inflasi akan tetap terjaga rendah dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2026 dan 2027 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiscal.
Juga eratnya sinergi pengendalian inflasi baik di pusat maupun di daerah, dan penguatan implementasi Program Ketahanan Pangan Nasional.
Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, disertai digitalisasi yang terus berkembang pesat.

Ke depan, ada lima tantangan global perlu terus dicermati dan diwaspadai, yakni berlanjutnya kebijakan tarif AS, melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Tingginya utang Pemerintah dan suku bunga negara maju, tingginya kerentanan dan risiko sistem keuangan dunia. Serta maraknya uang kripto dan stablecoins pihak swasta.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting