Prospek Pertambangan Batubara Tahun 2015

1255

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginformasikan bahwa ekspor batubara Indonesia hingga kuartal III 2014 mencapai angka sebesar 234,76 juta ton, sedangkan capaian produksinya  mendekati angka 310,84 juta ton. Sisa sebesar 75 juta lebih dikonsumsi untuk kebutuhan dalam negeri sesuai peraturan Domestic Mandatory Obligation (DM0) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 34 tahun 2009.

Menurut data sejak tahun 2012 hingga 2014, tujuan ekspor batubara Indonesia masih terkonsentrasi pada tiga negara dunia yaitu Tiongkok, India dan Jepang,  yang pada tahun 2013  jumlah ekspor masing-masing negara tersebut sebesar: 29,2 ton, 24,8 juta ton dan 13,4 juta ton.

Jumlah ekspor ke Tiongkok pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 menurun tajam sebesar 47%. Hal ini disebabkan melemahnya perekenomian dunia yang berimbas  pada perekonomian Tiongkok. Demikian juga halnya ekspor ke India turun sebesar 14% pada tahun 2013, jika dibandingkan dengan tahun 2012.

Namun pada tahun 2014, menurut data IHS McCloskey , ekspor batubara Indonesia ke India berjumlah 8,2 juta ton pada bulan November 2014. Angka ini membuat India menjadi negara tujuan ekspor batubara terbesar bagi Indonesia. Pada bulan Oktober  2014 angka  ekspor  batubara dari Indonesia ke Tiongkok berada jauh dibawah angka ekspor ke India, yang hanya mencapai sebesar 2,9 juta ton.

Total pengiriman batubara dari Indonesia ke Tiongkok  selama bulan Januari hingga November 2014 berjumlah 58,6 juta ton, angka ini menurun lebih dari 27 persen y/y. Sedangkan pada periode yang sama ekspor batubara ke India mencapai 79,5 juta ton, yang meningkat 11  persen y/y dibandingkan tahun sebelumnya.

India menggantikan posisi Tiongkok pada tahun 2014 sebagai negara tujuan ekspor batubara terbesar karena ekonomi Tiongkok yang melambat, kebijakan Tiongkok untuk menurunkan polusi, serta pajak impor untuk perlindungan penambang dalam negeri membuat turunnya ekspor batubara Indonesia ke Tiongkok.

Beberapa waktu yang lalu beritadaerah.com menurunkan informasi tentang rencana pemerintah yang akan membatasi volume produksi batubara dengan angka maksimal produksi menjadi 425 juta ton per tahun. Upaya ini dilakukan dalam rangka menghindari kelangkaan batubara pada generasi di masa depan. Kebijakan Energi Nasional (KEN) ini merupakan gagasan yang patung dihargai sebab selain pandangan kedepan menutupi kelangkaan energi, juga menjadi perhatian khusus kebijakan ini akan membuat keseimbangan lingkungan dan mendorong terbentuknya penemuan sumber-sumber energi lain yang sifatnya terbarukan.

Prospek 2015

Angka 425 juta ton per tahun merupakan batas tertinggi yang diijinkan setelah grafik pertumbuhan produksi batubara di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2000, dimulai dengan nilai produksi  per tahun sebesar 79 juta ton hingga menjadi 421 juta ton di tahun 2013.

Pemerintah Indonesia pada tahun 2015 membuka empat belas pelabuhan khusus ekspor batubara yang berada di Kalimantan dan Sumatera, pelabuhan tersebut antara lain berlokasi di Balikpapan, Berau, Tobaneo, Pulau Laut, Sungai Danau,  Batu Licin, Aceh, Padang, Riau, Jambi, Bengkulu , dan beberapa daerah yang lain. Kebijakan ini akan berdampak pada efisiensi biaya yang membuat harga batubara Indonesia akan bersaing.

Analisa Vibiz Research Center

Dari data dan analisa yang dikumpulkan vibiz research center,  harga-harga komoditi pertanian, pertambangan dan energi secara umum pada tahun-tahun belakangan ini cenderung melemah, demikian juga halnya yang terjadi di pada batubara. Propek harga batubara untuk tahun 2015 juga cenderung turun karena prospek konsumsi batubara untuk produksi baja di Tiongkok pertumbuhannya menurun, demikian halnya persaingan produksi batubara meningkat baik dari Australia, Mozambique maupun Tiongkok sendiri.

Batubara masih akan tetap memiliki peran dalam pembanguan Indonesia, namun perlu diselaraskan pelaksanaan penggaliannya agar tetap terjadi kelestarian dan keseimbangan alam.  Akan ada penurunan  dalam konsumsi batubara, hal ini terkait dengan perkembangan pemahaman kelestarian lingkungan dan kesehatan. Pemakaian batubara untuk rumah tangga cenderung menurun, sementara pemakaian untuk industri akan mendapat persaingan dari minyak yang harganya juga cenderung turun.

bernhard1Bernhard Sumbayak

Founder and Advisor
Vibiz Consulting

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here