Serangan tanpa koordinasi dengan pihak barat terhadap Suriah oleh Rusia hari Rabu kemarin memberikan kekhawatiran resiko geopolitik dan mengangkat harga minyak mentah dunia pada perdagangan sesi Amerika malam ini. Harga minyak mentah malam ini kembali melanjutkan rally dari perdagangan 2 hari berturut sebelumnya.
Rusia meluncurkan serangan udara di Suriah, serangan terbesar ke Timur Tengah dalam beberapa dekade. Serangan tersebut memicu Amerika ikut melakukan serangan udara di wilayah yang sama. Harga minyak mentah memperoleh dorongan kenaikan yang signifikan di awal perdagangan dipicu oleh kekhawatiran mengenai badai yang mengancam infrastuktur energi di Pesisir Timur Amerika Serikat. Akan tetapi aksi investor untuk mempertahankan keseimbangan neraca jelang tutup semester ketiga mengakibatkan harga bergerak sideways.
US West Texas Intermediate (WTI) berjangka berada di $ 45,76 per barel pada 8:25 EDT (1225 GMT), naik 67 sen dari pemukiman terakhir mereka. Brent crude futures berada di $ 48,83 per barel, naik 46 sen.
Harga minyak mentah WTI untuk kontrak November tampak mengalami penguatan sebesar 67 sen dan bergerak pada posisi 45,76 dollar per barel. Sementara itu harga minyak mentah Brent mengalami pergerakan yang naik 46 sen pada posisi 48,83 dollar per barel.
Laporan mengenai kondisi pasokan di Amerika menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 4 juta barel pekan lalu. Kenaikan ini jauh lebih tajam dibandingkan dengan proyeksi kenaikan yang sebelumnya hanya berada di level 1 juta barel.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan malam ini berpotensi untuk mengalami penguatan lanjutan. Harga minyak mentah WTI diperkirakan akan mengalami resistance di level 46,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 48,00 dollar. Jika terjadi pergerakan yang justru berbalik melemah harga akan menemui support pada posisi 43,00 dollar dan 41,00 dollar.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens