Kepercayaan Konsumen Membaik, Belanja Ritel Australia Berhasil Naik

1261

Nampaknya kondisi ekonomi Australia masih akan terus goyah menjelang penghujung tahun 2015 ini, kondisi ini tercermin dari terus merosotnya harga bijih besi yang telah mengakibatkan harga logam turun 15 persen sejak September 2014 lalu. Akibat dari masih rendahnya harga komoditi hingga saat ini, tentu saja meski kinerja ekspor negara ini menguat, dampaknya tidak akan terlalu terasa bagi perekonomian Australia. Meski demikian, pemerintah tidak mau kehilangan akal, melihat prospek ekspor masih buruk, maka konsumsi domestiklah yang menjadi target driver ekonomi Australia terutama di sektor ritel.

Biro Statistik Australia siang ini (2/10) kembali merilis data bulanan penjualan ritel negaranya. Dalam rilis siang ini tercatat abhwa total nilai penjualan ritel di Australia pada bulan Agustus lalu berhasil bukukan kenaikan pertumbuhan yaitu sebesar 0,4 persen (mom) pada bulan Agustus lalu atau setara dengan pertumbuhan penjualan sebesar A$ 24.404.000.000. Naiknya tingkat penjualan ritel Australia pada Agustus lalu sudah sejalan dengan perkiraan ekonom dan jauh lebih baik dari realisasi pertumbuhan yang tercatat di periode sebelumnya, yaitu bulan Juli yang kala itu penjualan ritel negara ini justru tercatat kontraksi sebesar 0,1 persen (mom). Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Australia Retail Sales MoM

Di antara komponen individu, penjualan untuk ritel lainnya tercatat naik 0,5 persen, lalu diikuti oleh penjualan di kafe, restoran dan jasa makanan takeaway sebesar 0,4 persen, penjualan ritel makanan sebesar 0,1 persen, penjualan barang-barang rumah tangga sebesar 0,2 persen, penjualan di department store sebesar 0,4 persen dan penjualan pakaian, alas kaki dan aksesori pribadi juga naik sebesar 0,1 persen. Sementara itu jika dilihat berdasarkan wilayah, maka tercatat bahwa penjualan di New South Wales tercatat tumbuh 0,4 persen, di Victoria tumbuh 0,3 persen, Australia Barat tumbuh 0,2 persen, Tasmania tumbuh 0,1 persen dan Australian Capital Territory tumbuh 0,1 persen. Sementara di Queensland dan Australia Selatan laju penjualan relatif tidak berubah, sedangkan Northern Territory turun 0,1 persen.

Hingga saat ini faktor yang masih jadi penghambat terbesar melambatnya laju pertumbuhan Australia adalah tergelincirnya aktivitas perdagangan internasional, terutama dalam hal ekspor. Sebagian besar perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan kegiatan konstruksi di Australia bukukan penurunan ekspor yang cukup tajam di sepanjang kuartal kedua lalu hingga saat ini. Meski demikian, Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Glenn Stevens, tetap optimis mengenai perekonomian Australia ke depan meskipun perekonomian Tiongkok sedang terpuruk dan mengakibatkan harga komoditi global jatuh yang selama ini menjadi andalan ekspor Australia.

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here