Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan hari ini mengalami peningkatan yang signifikan (2/10). Harga komoditas ini melanjutkan trend positif yang terjadi sejak perdagangan sebelumnya. Ringgit yang melemah menjadi faktor pendorong bagi kenaikan harga CPO hari ini.
Penurunan nilai tukar ringgit kembali terjadi pada sesi perdagangan Jumat siang. Melemahnya mata uang Malaysia ini disebabkan oleh tekanan yang dialami oleh nilai tukar regional. Penurunan nilai tukar ringgit menjadikan harga komoditas ini menjadi relatif lebih murah bagi pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan komoditas ini mengalami peningkatan.
Produksi Malaysia tahun 2016 diduga akan turun 1 juta ton hanya menjadi 19 juta ton. Sedangkan produksi Indonesia di tahun 2015 ini diduga mencapai 33 juta ton bisa turun 30% menjadi hanya 23,1 juta ton.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan yang mantap. Harga kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif mengalami kenaikan signifikan sebesar 18 ringgit atau setara dengan 0,75 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.432 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit dan kondisi permintaan dan pasokan global. Akan tetapi untuk jangka pendek aksi bargain hunting akan mendominasi perdagangan.
Harga CPO berjangka kontrak Juli di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.400 ringgit dan 2.370 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.460 ringgit dan 2.490 ringgit.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens