Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan hari Rabu ini terpantau mengalami penurunan yang signifikan (7/10). Harga komoditas bahan baku minyak goreng ini mengalami pergerakan yang fluktuatif pada sesi perdagangan hari ini. Harga CPO sempat dibuka dengan membukukan kenaikan dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Harga CPO berjangka di bursa komoditas Malaysia bergerak di bawah pengaruh pergerakan harga minyak kedelai di bursa komoditas Amerika serikat. Harga minyak kedelai juga mengalami fluktuasi dan naik-turun karena minimnya arahan pasar. Para pelaku pasar mulai memasuki fase konsolidasi setelah harga komoditas turun tajam pada sesi perdagangan sebelumnya. Akan tetapi pasar juga masih belum menemukan pijakan rebound yang cukup solid.
Amblesnya harga CPO pada pertengahan perdagangan hari ini masih disebabkan oleh kebijakan pemerintah Malaysia untuk menurunkan impornya dari Indonesia. Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Douglas Uggah Embas kemarin mengatakan Malaysia akan mengurangi impor dari Indonesia agar stok CPO di Malaysia terjaga di bawah 3 juta ton.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami retreat setelah sempat rally selama beberapa sesi perdagangan sebelumnya. Harga kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif melemah dengan cukup signifikan yaitu sebesar 32 ringgit atau setara dengan 1,35 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.340 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan pergerakan yang fluktuatif. Pergerakan harga CPO hari ini kemungkinan akan bertahan di teritori negative di tengah nilai tukar ringgit yang sedang menguat terhadap dollar AS.
Harga CPO berjangka kontrak Juli di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.300 ringgit dan 2.270 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.370 ringgit dan 2.400 ringgit.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens