PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui anak usahanya yaitu PT. Bhimasena Power Indonesia (BPI) kembali menandatangani amandemen Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL). BPI adalah perusahaan joint venture yang didirikan oleh Adaro Energy dan dua Perusahaan konsorsium lain yakni Electric Power Development Co Ltd (J-Power) dan ITOCHU Corporation dan Adaro Energy menguasai 34% saham BPI melalui Adaro Power.
Dalam hal ini BPI memperoleh perpanjangan waktu penyelesaian Financial Closure proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2×1.000 mega watt (MW) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah selama 6 bulan terhitung sampai dengan tanggal 6 April 2016. PLTU Batang telah mendapat persetujuan untuk Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan izin-izin lainnya yang diperlukan. Proyek ini sendiri menggunakan teknologi terkini dan tidak akan memberikan dampak buruk bagi Batang, tapi akan memberikan dampak yang baik khususnya untuk mencegah krisis listrik di Jawa dan Bali.
Jika melihat pada kinerja keuangan perusahaan pada semester I-2015 lalu, ADRO hanya memperoleh laba bersih dalam enam bulan pertama tahun ini sebesar USD 119,1 juta atau USD 0,0037 per saham, lebih rendah sekitar 28% dari USD 167,5 juta atau USD 0,0052 per saham tahun 2014 periode yang sama. Pendapatan yang berhasil dicetak ADRO turun 18% dari USD 1,69 miliar menjadi USD 1,39 miliar.
Laba yang berhasil diraih ADRO juga ditopang oleh berkurangnya tingkat utang perusahaan hingga 9% lebih, hingga akhir Juni 2015 utang perusahaan hanya USD 2,86 miliar dibandingkan semester sebelumnya yang hanya USD 3,15 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Kamis (8/10/15) saham ADRO turun -1,63% pada level 620 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 615 dan bergerak dalam kisaran 590-625 dengan volume perdagangan saham mencapai 31.0 juta saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham ADRO sejak awal oktober ini berada dalam tren bullish, namun hari ini mengalami koreksi. Terpantau indikator MA bergerak naik tipis cenderung flat. Selain itu indikator Stochastic bergerak menuju area jenuh beli.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak flat didukung oleh +DI yang juga bergerak naik tipis dibawah -DI, menunjukan pergerakan ADRO dalam potensi cenderung sideways. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju ADRO masih akan dalam pergerakan terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakkan ADRO. Rekomendasi Trading berada pada kisaran Support Rp.560, dan kisaran Resistance Rp.650.