Harga gula berjangka keluar dari fase konsolidasi dan kembali melejit kencang pada penutupan perdagangan Kamis dini hari tadi (8/10). Harga komoditas ini menguat tajam dan kembali mencapai posisi paling tinggi dalam lebih dari 4 bulan belakangan.
Harga gula makin memperoleh dorongan menguat didukung oleh kondisi fundamental yang bullish. Kekeringan di India telah mengakibatkan proyeksi penurunan produksi sebesar 5 persen dari Negara tersebut.
Sementara itu permintaan dari Asia tampaknya sudah cukup kuat. Harga komoditas ini telah mengalami penurunan tajam dan mencapai posisi terendah dalam 7,5 tahun. Kondisi yang oversold telah mengakibatkan para pelaku pasar kembali ke pasar.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober terpantau kembali melonjak. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup menguat sebesar 0,35 sen atau setara dengan 2,57 persen pada posisi 13,98 sen per pon. Pada sesi perdagangan malam tadi harga sempat mencapai level tertinggi sejak tanggal 2 Juni.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dan dollar AS. Secara teknikal pergerakan harga komoditas ini sudah berpotensi menguat untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 13,35 sen dan 13,00 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 14,33 sen dan 14,60 sen per pon.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens