Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada akhir perdagangan hari ini mengalami peningkatan yang signifikan (12/10). Harga komoditas ini rebound mantap setelah selama 4 sesi berturut-turut sebelumnya mengalami fase penurunan.
Peningkatan harga CPO yang terjadi hari ini disebabkan oleh kenaikan impor oleh India. Pada bulan September lalu impor CPO dari Negara tersebut mengalami kenaikan tajam sebesar 15 persen menjadi 800 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Presiden Indonesia Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan pembentukan Dewan Negara Produsen Minyak Sawit di Istana Bogor. Kerja sama yang disetujui dua negara penghasil 86% produksi CPO dunia tersebut termasuk pembentukan zona ekonomi hijau bagi industri minyak sawit mentah dan penyusunan standar global CPO.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan yang mantap. Harga kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif mengalami kenaikan signifikan sebesar 46 ringgit atau setara dengan 2,07 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.263 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit dan kondisi permintaan dan pasokan global. Akan tetapi untuk jangka pendek aksi bargain hunting akan mendominasi perdagangan.
Harga CPO berjangka kontrak Juli di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.230 ringgit dan 2.200 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.300 ringgit dan 2.330 ringgit.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens