Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Selasa siang terpantau mengalami peningkatan yang cukup signifikan (13/10). Harga komoditas ini melanjutkan kenaikannya untuk dua sesi berturut-turut didukung oleh aksi bargain hunting. Pada bulan September lalu harga CPO berjangka global anjlok ke level paling rendah dalam 6 tahun belakangan.
Harga rata-rata CPO sepanjang bulan September berada di angka 539,3 dollar AS per metric ton. Harga rata-rata tersebut turun sebesar 2,3 persen dibandingkan bulan Agustus sebelumnya. Terpuruknya harga CPO belum mampu menarik para pembeli untuk melakukan pembelian.
Akan tetapi di bulan Oktober ini harga mulai terangkat menguat. Memasuki minggu kedua di bulan Oktober harga CPO berangsur naik disebabkan oleh rapat kerja sama antara pihak terkait mengenai usaha untuk menggenjot harga komoditas. Selain itu kondisi permintaan pasar di luar negeri juga sudah mulai membaik. Presiden Indonesia Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan pembentukan Dewan Negara Produsen Minyak Sawit di Istana Bogor. Kerja sama yang disetujui dua negara penghasil 86% produksi CPO dunia tersebut termasuk pembentukan zona ekonomi hijau bagi industri minyak sawit mentah dan penyusunan standar global CPO.
Peningkatan harga CPO yang terjadi hari masih terimbas oleh kenaikan impor oleh India. Pada bulan September lalu impor CPO dari Negara tersebut mengalami kenaikan tajam sebesar 15 persen menjadi 800 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan yang mantap. Harga kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif mengalami kenaikan signifikan sebesar 15 ringgit atau setara dengan 0,66 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.272 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan. Pergerakan harga masih akan dipengaruhi oleh pergerakan mata uang ringgit dan kondisi permintaan dan pasokan global. Akan tetapi untuk jangka pendek aksi bargain hunting akan mendominasi perdagangan.
Harga CPO berjangka kontrak Juli di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.240 ringgit dan 2.210 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 2.300 ringgit dan 2.330 ringgit.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens