Harga gula berjangka melanjutkan penurunannya pada perdagangan malam tadi (14/10). Dini hari tadi harga komoditas ini ditutup anjlok tajam dan mencapai posisi paling rendah dalam empat sesi belakangan. Desakan turun harga gula tidak lepas dari aksi ambil untung yang dilakukan oleh para pelaku pasar.
Harga gula berjangka membukukan penurunan untuk dua sesi berturut-turut setelah sempat terangkat menguat selama 8 sesi sebelumnya. Secara umum harga gula berjangka memang sedang memperoleh dukungan sentiment positif yang mengesankan. Para pembeli tradisional tampak masih melakukan pembelian setelah harga gula sempat anjlok tajam hingga mencapai posisi terendah dalam 7,5 tahun belakangan.
Akan tetapi sentimen negatif berupa penurunan harga minyak mentah menggerus harga gula berjangka pada perdagangan dua sesi hingga penutupan dini hari tadi. Para investor memutuskan untuk melakukan aksi ambil untung setelah harga minyak mentah anjlok tajam sebesar 6 persen lebih selama dua sesi.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami penurunan yang lumayan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun sebesar 0,41 sen atau setara dengan 2,88 persen pada posisi 13,83 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dan dollar AS. Secara teknikal pergerakan harga komoditas ini sudah berada dalam trend menguat untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 13,46 sen dan 13,00 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 14,44 sen dan 14,90 sen per pon.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens