Pada akhir perdagangannya Kamis dini hari tadi harga minyak mentah terpantau mengalami penurunan tipis (15/10). Harga minyak mentah WTI alami pergerakan yang sideways dan terbatas pada sesi perdagangannya malam tadi. Meningkatnya kabar mengenai pasokan global yang masih tinggi telah menghapuskan kenaikan yang disebabkan oleh kabar mengenai turunnya produksi minyak mentah di Amerika Serikat.
Sepanjang minggu ini harga minyak mentah WTI futures telah mengalami penurunan sekitar 6 persen. Anjloknya harga minyak mentah terjadi setelah OPEC melaporkan bahwa terjadi kenaikan produksi sebesar 110 ribu barel per hari pada bulan September dibandingkan dengan produksi di bulan Agustus.
Sementara itu produksi shale oil di AS diperkirakan mengalami penurunan sebesar 93 ribu bph pada bulan November mendatang. Penurunan produksi ini akan menjadi yang paling tajam sejak tahun 2007 lalu.
Pada akhir perdagangan Kamis dini hari harga minyak mentah WTI berjangka untuk kontrak Oktober ditutup dengan membukukan pelemahan tipis sebesar 2 sen di posisi 46,64 dollar per barel. Harga minyak mentah Brent berakhir flat pada posisi 49,10 dollar per barel. Harga minyak mentah Brent telah mengalami pergerakan pada kisaran 48,71 – 49,52 dollar per barel.
Harga minyak mentah WTI terpantau mengalami pergerakan yang cenderung turun terbatas pada sesi perdagangan di Asia hari ini. Harga komoditas ini diperdagangkan pada posisi 46,34 dollar per barel.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini di sesi Asia berpotensi untuk mulai memasuki fase konsolidasi setelah selama beberapa sesi belakangan bergerak melemah tajam. Secara umum sentimen negatif masih mendominasi di pasar komoditas energi ini.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI diperkirakan akan mengalami resistance di level 48,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 50,00 dollar. Jika terjadi pergerakan yang makin melemah harga akan menemui support pada posisi 44,00 dollar dan 42,00 dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens