Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan (20/10). Harga batubara tertekan setelah pada perdagangan sebelumnya sempat bergerak mencapai posisi paling tinggi dalam empat hari belakangan. Kinerja harga minyak yang kembali turun membuat pasar batubara juga melemah.
Sentimen negatif masih sangat kuat berkembang di pasar komoditas ini. Diperkirakan hingga akhir tahun ini harga komoditas sumber energi alternative tersebut akan terus melorot dan mencapai level 45 dollar per ton. Data yang menunjukkan kontraksi sektor manufaktur Tiongkok pada bulan September ini juga mengakibatkan harga komoditas global mengalami tekanan jual yang kuat, termasuk di pasar batubara berjangka.
Anjloknya harga batubara juga dipicu oleh produksi di Australia yang mengalami peningkatan tajam. Sementara itu dari sisi permintaan importir Amerika Serikat, Tiongkok dan India justru menurunkan permintaannya. Permintaan dari Amerika Serikat sendiri turun tajam karena negara tersebut telah menemukan sumber energy baru yang lebih ramah lingkungan yaitu shale oil.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan November berada di posisi 50,65 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar 0,15 dollar atau setara dengan 0,30 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara berjangka di bursa SGX untuk kontrak bulan November hari ini diperdagangkan pada posisi 48,60 dollar per ton. Harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan November 2015 ditransaksikan pada posisi 38,00 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 50,00 dollar dan support kedua di level 49,50 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 51,00 dollar dan 51,50 dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens