Harga gula berjangka ditutup di zona merah pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York dini hari tadi (20/10). Harga komoditas ini gagal mempertahankan kenaikan yang sempat terjadi malam tadi. Kenaikan nilai tukar dollar menjadi penyebab tekanan negatif di pasar komoditas lunak tersebut.
Peningkatan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini menjadi relative lebih mahal bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan akan komoditas teresbut mengalami penurunan yang signifikan.
Pada penutupan perdagangan Jumat dini hari harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober terpantau melemah terbatas. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun tipis saja, nyaris stagnan, sebesar 0,01 sen atau setara dengan 0,07 persen pada posisi 14,26 sen per pon.
Pada sesi perdagangan malam tadi harga gula berjangka ICE Futures sempat mencoba melakukan rally. Harga sempat mencapai posisi paling tinggi dalam sepekan di level 14,40 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dan dollar AS. Secara teknikal pergerakan harga komoditas ini masih berpotensi untuk mengalami peningkatan yang berkelanjutan karena indikator jangka pendek, menengah dan panjang masih berada dalam pola yang bullish.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 13,98 sen dan 13,50 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 14,54 sen dan 15,00 sen.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens