Marak Sentimen Negatif, Harga Gula ICE Berakhir Melempem

680

Harga gula berjangka di akhir perdagangan Rabu dini hari tadi tampak mengalami penurunan yang cukup signifikan (21/10). Di akhir sesi perdagangan tersebut harga komoditas ini ditutup melempem iringi sentimen negatif yang berkembang di pasar komoditas lunak Amerika Serikat.

Harga gula berjangka membukukan penurunan akibat kenaikan nilai tukar dollar AS. Penguatan dollar membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relative lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan turun.

Dorongan pelemahan harga minyak mentah juga mendesak kinerja harga gula berjangka. Sementara itu perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga turut memberikan sentimen negative.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami penurunan yang signifikan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun sebesar 0,20 sen atau setara dengan  1,4 persen pada posisi 14,06 sen per pon.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dan dollar AS. Secara teknikal pergerakan harga komoditas ini sudah berada dalam trend menguat untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 13,70 sen dan 13,30 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi  14,46 sen dan 14,90 sen per pon.

 

Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here